Pakar Transportasi dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Sofyan M Saleh menyatakan Aceh seharusnya telah memiliki Kapal Motor Penumpang (KMP) sejak 20 tahun lalu, mengingat pentingnya konektivitas antara pulau dalam membangun daerah Tanah Rencong.

"Harusnya dari 20 tahun lalu sudah ada. Dalam ilmu transportasi aksesibilitas itu kan penting, kebetulan ada empat daerah pulau kita di Aceh yaitu Simeulue, Pulau Banyak, Pulau Aceh, dan Sabang," kata Prof Sofyan di Banda Aceh, Selasa.

Sepeti diketahui, Pemerintah Aceh melakukan pengadaan tiga KMP yang diberi nama Aceh Hebat 1, Aceh Hebat 2, dan Aceh Hebat 3. Dua dari tiga KMP itu telah selesai pembangunan dan peluncuran, serta siap untuk melayani penumpang antar pulau di provinsi paling barat Indonesia.

Prof Sofyan menjelaskan sebelum suatu daerah itu maju, maka dalam ilmu transportasi ada istilah yang dikenal dengan ship promote the trade, yakni upaya mempromosikan suatu daerah terpencil melalui akses transportasi seperti kapal, pesawat, dan kendaraan darat lainnya.

"Artinya daerah yang tertinggal, terluar, itu perlu dipromosikan dulu. Karena kalau pembiayaan (transportasi) misalnya kita lepas ke swasta, maka swasta enggak mau karena tidak untung, jadi pemerintah harus subsidi dulu," ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, setelah suatu daerah tersebut berkembang, dikenal, dan bahkan mulai maju maka orang akan melirik untuk berbisnis, sehingga akan ada kapal-kapal milik swasta yang melayani rute ke daerah tersebut.

"Setelah daerah itu tumbuh, ekonomi sudah mantap, baru disebut ship follow the trade. Misalnya Simeulue sekarang, dulu sekitar tahun 2000-an kapalnya disubsidi oleh pemerintah, jadi ada atau enggak ada penumpang maka tetap berlayar, kalau sekarang kan sudah maju," ujarnya.

Setelah mulai maju, maka baru masuk pesawat Wing Air, Susi Air, itukan sudah bisnis milik swasta, masuk kesana sehingga enggak ada subsidi lagi, kata Prof Sofyan lagi.

Oleh sebab, menurut dia, Aceh sudah seharusnya memiliki KMP tersebut sebagai upaya mempromosikan daerah pulau yang masih tertinggal. Meskipun seharusnya, kata Prof Sofyan, KMP Aceh Hebat itu sudah harus ada sejak puluhan tahun silam.

"Jadi itu sekarang kenapa Palau Aceh tidak berkembang karena apa yang mau lirik kesana, transportasinya cuma pakai kapal nelayan, itu pun sekali sehari misalnya, kalau orang pergi pagi, pulang siang, sore balik lagi kesana, mana mau orang, dan akhirnya orang tidak mau berinvestasi kesanakan, padahal potensi besar," ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020