Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman menegaskan bahwa tidak ada larangan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW kepada warga di Banda Aceh.
“Saya pertegas lagi bahwa tidak ada larangan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan dalam pelaksanaanya,” kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Banda Aceh, khususnya.
“Saya imbau bahwa tidak ada yang melarang, atau pun menghentikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Ia mengatakan saat ini Banda Aceh tengah berkutat di zona orange sehingga penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu upaya agar pada akhir tahun ini, ibu kota Provinsi Aceh bisa beraktivitas dengan normal jika sudah dikategorikan dalam zona hijau.
“Pemerintah kota sangat prihatin akan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi jika kita tidak waspada. Menjalankan prokes dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan keagamaan merupakan saran dan usulan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh,” kata Aminullah.
Ia menyebutkan kasus COVID-19 saat ini yang terbanyak di Aceh ada di Kota Banda Aceh, di mana setiap hari ada penambahan kasus positif, meski diselingi dengan bertambahnya juga yang sembuh.
Aminullah juga meminta kepada masyarakat untuk terus menahan diri agar mengurangi aktivitas yang tidak penting di luar rumah sementara waktu.
“Boleh saja beraktivitas, namun waspada tetap perlu yakni dengan melaksanakan 4M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, hanya ini obat penangkalnya sampai saat ini,” kata Aminullah.
Wali Kota juga meminta masyarakat dapat memaklumi kondisi saat ini di tengah wabah yang terjadi di negeri ini, bahkan yang sedang dihadapi seluruh dunia ini.
Ia menambahkan terkait perayaan maulid kali ini, Aminullah mengatakan akan berembuk kembali dengan Forkopimda Banda Aceh untuk berbicara mekanisme di lapangan.
“Dalam waktu cepat kita akan tentukan, bagaimana pun Maulid tetap berjalan, tapi tetap waspada dan dengan menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Keputusan terkait konsep peringatan Maulid di tengah kondisi pandemi nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk imbauan oleh Forkopimda Banda Aceh dan akan diteruskan hingga ke gampong-gampong untuk dipedomani.
Sebelumnya, dalam rapat Forkopimda Banda Aceh bersama Pemko pada Rabu, 21 Oktober 2020, telah sepakat Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dirayakan namun diimbau untuk tidak mengumpulkan massa, guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Banda Aceh.
Dalam rapat tersebut juga disarankan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan di awal tahun 2021, mengingat perayaan Maulid di Aceh yang diperingati lebih dari 3 bulan, diperkirakan akhir maulid nanti (awal tahun 2021), dengan harapan besar COVID-19 telah berakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
“Saya pertegas lagi bahwa tidak ada larangan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi tetap menjalankan protokol kesehatan dalam pelaksanaanya,” kata Aminullah Usman di Banda Aceh, Jumat.
Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan bagian untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Banda Aceh, khususnya.
“Saya imbau bahwa tidak ada yang melarang, atau pun menghentikan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Ia mengatakan saat ini Banda Aceh tengah berkutat di zona orange sehingga penerapan protokol kesehatan menjadi salah satu upaya agar pada akhir tahun ini, ibu kota Provinsi Aceh bisa beraktivitas dengan normal jika sudah dikategorikan dalam zona hijau.
“Pemerintah kota sangat prihatin akan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi jika kita tidak waspada. Menjalankan prokes dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan keagamaan merupakan saran dan usulan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Banda Aceh,” kata Aminullah.
Ia menyebutkan kasus COVID-19 saat ini yang terbanyak di Aceh ada di Kota Banda Aceh, di mana setiap hari ada penambahan kasus positif, meski diselingi dengan bertambahnya juga yang sembuh.
Aminullah juga meminta kepada masyarakat untuk terus menahan diri agar mengurangi aktivitas yang tidak penting di luar rumah sementara waktu.
“Boleh saja beraktivitas, namun waspada tetap perlu yakni dengan melaksanakan 4M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, hanya ini obat penangkalnya sampai saat ini,” kata Aminullah.
Wali Kota juga meminta masyarakat dapat memaklumi kondisi saat ini di tengah wabah yang terjadi di negeri ini, bahkan yang sedang dihadapi seluruh dunia ini.
Ia menambahkan terkait perayaan maulid kali ini, Aminullah mengatakan akan berembuk kembali dengan Forkopimda Banda Aceh untuk berbicara mekanisme di lapangan.
“Dalam waktu cepat kita akan tentukan, bagaimana pun Maulid tetap berjalan, tapi tetap waspada dan dengan menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Keputusan terkait konsep peringatan Maulid di tengah kondisi pandemi nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk imbauan oleh Forkopimda Banda Aceh dan akan diteruskan hingga ke gampong-gampong untuk dipedomani.
Sebelumnya, dalam rapat Forkopimda Banda Aceh bersama Pemko pada Rabu, 21 Oktober 2020, telah sepakat Maulid Nabi Muhammad SAW dapat dirayakan namun diimbau untuk tidak mengumpulkan massa, guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di Banda Aceh.
Dalam rapat tersebut juga disarankan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan di awal tahun 2021, mengingat perayaan Maulid di Aceh yang diperingati lebih dari 3 bulan, diperkirakan akhir maulid nanti (awal tahun 2021), dengan harapan besar COVID-19 telah berakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020