Tim gabungan Imigran Kelas II Lhokseumawe dibantu petugas TNI-Polri menyita puluhan handphone milik warga Imigran Myanmar etnis Rohingya yang ditampung di kamp pengungsian Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe, Selasa (3/11).
Sebelum dilakukan razia handphone secara rutin, para pengungsi Rohingya terlebih dahulu dikumpulkan di halaman kamp pengungsian tersebut guna memudahkan petugas dalam melakukan operasi.
"Ini operasi rutin yang kita lakukan, tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya kasus perdagangan manusia (Human Trafficking),"kata Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe Ahmad Jeffry.
Dikatakannya, razia tersebut dilakukan karena diduga selama ini pengungsi Rohingya kerap menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Sehingga petugas imigrasi melakukan menertibkan penggunaan ponsel di tempat pengungsian.
"Ini merupakan operasi pengawasan dan penertiban dalam rangka keimigrasian terhadap orang asing atau pengungsi etnis Rohingya di BLK agat aman, rapi dan juga mengecek handphone mereka untuk mengetahui apakah ada hubungan dengan orang asing,"katanya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan razia kali ini merupakan untuk yang ketiga kalinya, dimana sebelumnya telah disita sebanyak 80 unit handphone.
"Untuk razia hari ini, kita belum tau ada berapa unit handphone yang disita, karena barang sitaan ini akan dibawa terlebih dahulu ke kantor imigrasi, namun kita prediksi mencapai puluhan,"kata Jeffry.
Nantinya, kata Jeffry, handphone yang disita akan dilakukan pengecekan untuk mengetahui apakah ada komunikasi pengungsi Rohingya di kamp pengungsian dengan orang asing. Tentunya kegiatan ini untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
"Handphone milik pengungsi yang dirazia sebelumnya masih kita sita untuk diperiksa oleh tim penyidik. Tugas utama keimigrasian adalah melakukan pengawasan terkait keberadaan dan kegiatan orang asing,"katanya.
Dari pantauan ANTARA, para pengungsi Rohingya melakukan berbagai cara dan upaya dalam mengelabui petugas untuk menyembunyikan handphone miliknya.
Agar petugas terkecoh, para pengungsi menyembunyikan handphone miliknya di atas atap bangunan dan bahkan di dalam Al Qur'an. Untungnya petugas tidak tertipu meskipun pengungsi Rohingya tersebut berupaya mengelabuinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020
Sebelum dilakukan razia handphone secara rutin, para pengungsi Rohingya terlebih dahulu dikumpulkan di halaman kamp pengungsian tersebut guna memudahkan petugas dalam melakukan operasi.
"Ini operasi rutin yang kita lakukan, tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya kasus perdagangan manusia (Human Trafficking),"kata Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe Ahmad Jeffry.
Dikatakannya, razia tersebut dilakukan karena diduga selama ini pengungsi Rohingya kerap menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Sehingga petugas imigrasi melakukan menertibkan penggunaan ponsel di tempat pengungsian.
"Ini merupakan operasi pengawasan dan penertiban dalam rangka keimigrasian terhadap orang asing atau pengungsi etnis Rohingya di BLK agat aman, rapi dan juga mengecek handphone mereka untuk mengetahui apakah ada hubungan dengan orang asing,"katanya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan razia kali ini merupakan untuk yang ketiga kalinya, dimana sebelumnya telah disita sebanyak 80 unit handphone.
"Untuk razia hari ini, kita belum tau ada berapa unit handphone yang disita, karena barang sitaan ini akan dibawa terlebih dahulu ke kantor imigrasi, namun kita prediksi mencapai puluhan,"kata Jeffry.
Nantinya, kata Jeffry, handphone yang disita akan dilakukan pengecekan untuk mengetahui apakah ada komunikasi pengungsi Rohingya di kamp pengungsian dengan orang asing. Tentunya kegiatan ini untuk mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
"Handphone milik pengungsi yang dirazia sebelumnya masih kita sita untuk diperiksa oleh tim penyidik. Tugas utama keimigrasian adalah melakukan pengawasan terkait keberadaan dan kegiatan orang asing,"katanya.
Dari pantauan ANTARA, para pengungsi Rohingya melakukan berbagai cara dan upaya dalam mengelabui petugas untuk menyembunyikan handphone miliknya.
Agar petugas terkecoh, para pengungsi menyembunyikan handphone miliknya di atas atap bangunan dan bahkan di dalam Al Qur'an. Untungnya petugas tidak tertipu meskipun pengungsi Rohingya tersebut berupaya mengelabuinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020