Permintaan arang berbahan baku tempurung kelapa di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh sejak dua bulan terakhir mengalami peningkatan ditengah pandemi COVID-19 mencapai 50 persen atau sebanyak 200 kilogram per hari.

Sebelumnya sejak Januari hingga September 2020 lalu, permintaan arang dari pedagang di daerah ini hanya mencapai 100 kilogram per harinya.

“Banyaknya permintaan arang tempurung kelapa ini karena digunakan untuk kebutuhan bahan baku briket arang,” kata Syarifuddin, seorang pelaku usaha arang yang
beroperasi di Desa Suak Ribee, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Senin.

Menurutnya, sebagian besar arang yang ia produksi tersebut selama ini dikirim ke Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, untuk kebutuhan produksi briket.

Briket yang diproduksi di Semarang tersebut, kata dia, selama ini juga dipasarkan ke sejumlah negara di Timur Tengah dan Amerika Serikat untuk kebutuhan ekspor briket arang.

Meski mengalami peningkatan permintaan arang, Syarifuddin mengakui harga yang ia jual per kilogramnya berkisar antara Rp5.500 hingga Rp6.500 per kilogram.

Ia mengakui, dalam satu bulan mampu memproduksi arang tempurung kelapa mencapai 3 ton untuk kebutuhan briket, serta kebutuhan warga lokal, katanya menegaskan. 
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020