Universitas Syiah Kuala dan Indonesia Representative of China Datang Corporation (CDTI) akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga fotovoltaik/surya (PLTS) berkapasitas 50 MW di lahan kampus Unsyiah, Ladong, Aceh Besar. 

“Saat ini Unsyiah sedang mengembangkan kampus baru di Aceh Besar dengan lahan seluas 1.600 hektare dan salah satu strategi pengembangan kampus adalah dengan konsep green development,” kata Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal di Banda Aceh, Jumat.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela penandatanganan MoU Unsyiah dengan General Manager CDTI, Liu Zhao Hong secara daring yang berlangsung di Ruang Mini Rektor Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.

Ia menjelaskan kesepakatan kerja sama itu adalah bagian untuk merealisasikan rencana tersebut, mengingat kebutuhan energi ke depan terutama energi listrik untuk keperluan kampus dan masyarakat sangat besar.
 
“Unsyiah berprinsip untuk mengembangkan energi yang ramah lingkungan dan energi terbarukan. Kami yakin dengan lahan yang luas, maka sangat memungkinkan untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya/fotovoltaik,” katanya.

Ia mengatakan kerja sama tersebut juga terkait erat dengan rencana Unsyiah  untuk menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH), di mana dengan status tersebut, Unsyiah harus mempersiapkan institusinya untuk mendapatkan pemasukan tambahan  dalam upaya pengembangan kampus.

“PLTS ini akan menjadi salah satu sumber pemasukan bagi Unsyiah jika nantinya dikerjakan dengan PLN,” ucap Rektor.

Selain itu, PLTS ini juga berfungsi sebagai tempat riset para dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan energi tenaga surya ke depan khususnya di Provinsi Aceh.  

Ia mengatakan lokasi proyek PLTS juga akan menjadi tempat magang bagi mahasiswa Unsyiah maupun mahasiswa lain di luar Unsyiah dan keberadaan PLTS bukan hanya untuk Unsyiah tapi juga dapat bermanfaat bagi masyarakat. 

“Kami berharap dengan kapasitas yang lumayan besar, PLTS ini mampu membantu masyarakat sekitar kampus untuk mendapatkan layanan sumber daya listrik. Keberadaan PLTS ini juga mampu menjadi pemicu lahirnya topik-topik turunan untuk penelitian lain lebih lanjut seperti aspek engineering, ekonomi dan sosial budaya. Semoga juga menjadi pemicu untuk pengembangan proyek-proyek yang berhubungan dengan renewable energi, baik di Unsyiah, provinsi Aceh  maupun di Indonesia secara keseluruhan,” kata Rektor.

General Manager CDTI, Liu Zhao Hong mengatakan dalam kerja sama tersebut Unsyiah dan CDTI akan bertanggung jawab bersama untuk melakukan investigasi di lokasi dan studi kelayakan proyek.

“China Datang Technology bertanggung jawab untuk menganalis fotovoltaik dan mengusulkan pemilihan lokasi proyek. Sedangkan Unsyiah bertanggung jawab untuk membantu dan menentukan bersama tempat untuk menjalankan proyek fotovoltaik,” katanya.

Pewarta: Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020