Banjir kiriman dari hulu Sungai Aceh Tamiang telah melanda wilayah hilir yang mengakibatkan beberapa kampung dan ruas jalan di wilayah pesisir Kecamatan Bendahara sudah tergenang air sejak tadi pagi. 

"Betul banjir kiriman. Sementara ada empat Kampung yang terdampak banjir yaitu Tekuk Kepayang, Teluk Halban, Rantau Pakam dan Tanjung Binjai. Tapi sebagian banjir akibat air hujan," kata Camat Bendahara, Fahrul Razi saat dimintai konfirmasi di Kuala Simpang, Minggu.

Razi menambahkan, sejauh ini tidak ada laporan tanggul sungai yang jebol seperti kejadian banjir-banjir sebelumnya. Hanya saja arus sungai yang kencang membuat air lewat melalui rembesan dibeberapa titik tanggul, di kawasan Kampung Teluk Kepayang.

 "Yang merembes lokasinya melewati batas tanggul Kampung Teluk Kepayang, karena posisinya rendah," sebut dia.

Menurutnya, sejak tadi pagi banjir hanya merendam perkarangan rumah tidak sampai masuk ke dalam, dengan kedalaman air berkisar 30 sampai 50 centimeter atau selutut orang dewasa.

 "Sore ini sudah berangsur surut, tapi kita tidak engga tau kalau nanti malam nambah lagi airnya, karena ini kan air kiriman," ujar Fahrul Razi.

Camat Seruway, M Hans Marta Kesuma menyatakan, kondisi di wilayahnya banjir masih sebatas genangan air saja. Namun masyarakat dari beberapa kampung yakni, Tangsi Lama, Pekan Seruway dan Sungai Kuruk I sedang gotong royong membersihkan saluran parit besar supaya air tidak meluap.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Aceh Tamiang, Syahri melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Diwan Syahputra mengatakan, tadi malam datok penghulu (kades) Kampung Rantau Pakam mengonfirmasi kepada BPBD Atam untuk siaga karena kondisi tanggul di kampungnya sudah mulai terkikis arus.

"Sementara baru itu laporan yang saya terima dari lapangan. Selebihnya kami belum ada terima laporan dari datok lainnya terkait banjir," kata Diwan.

Namun kemarin BPBD sudah mendata info banjir dari wilayah Kecamatan Tenggulun dan Kejuruan Muda. Sejauh ini masih dalam titik aman karena yang terendam memang lokasi rawan lintasan air. "Semalam kami standby di kantor belum ada terima laporan yang masuk lagi dari para datok penghulu," ujarnya.

Sementara itu Rudianto (38), seorang petani kelapa sawit di Kampung Paya Baru, Kecamatan Manyak Payed terpaksa batal panen sawit karena kebunnya terendam air setinggi 50 centimeter, akibat alur sungai di daerah itu meluap. "Ya, terpaksa tunda panen sampai airnya surut," keluhnya saat dijumpai  Minggu tadi siang.


 

Pewarta: Dedek

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2020