Seekor Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) ernama “Otto” mati di kawasan konservasi Cot Girek Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh.
“Dari hasil otopsi, tim medis menemukan adanya perubahan warna di bagian usus yaitu menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasite,” kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Ahad.
Menurutnya, tim medis BKSDA Aceh bersama tim dari Universitas Syiah Kuala yang melakukan otopsi terhadap bangkai gajah tersebut juga mengambil beberapa sampel berupa jantung, hati, paru paru, limpa, usus, feses (kotoran), lidah untuk dikirimkan ke Laboratorium Forensik Mabes Polri.
Pengambilan sampel organ tubuh gajah tersebut, kata Agus Arianto, dimaksudkan untuk mendapatkan hasil selanjutnya.
Sedangkan sepasang gading dari gajah tersebut setelah melengkapi proses administrasi di Polsek Cot Girek Kabupaten Aceh Utara, dibawa ke kantor BKSDA Aceh di Banda Aceh Ibu Kota Provinsi Aceh.
Agus Arianto menjelaskan Otto yang merupakan gajah jinak di kawasan Conservation Response Unit (CRU) Cot Girek Kabupaten Aceh Utara tersebut merupakan gajah jinak jantan BKSDA Aceh yang ditangkap di Krueng Sabee, Aceh Jaya.
Sebelum kematiannya, berdasarkan hasil pantauan Mahout (pawang gajah), pada tanggal 27 Desember 2020 pukul 17.00 WIB terlihat gajah Otto dalam keadaan lemas, kurang nafsu makan dan diare.
Kemudian Mahout melakukan komunikasi untuk meminta dilakukan penanganan medis dan pemantauan pada pukul 18.00 WIB gajah Otto tidak terselamatkan/mati, kata Agus Arianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
“Dari hasil otopsi, tim medis menemukan adanya perubahan warna di bagian usus yaitu menghitam dan mendapatkan manifestasi endoparasite,” kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh Agus Arianto dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Meulaboh, Aceh Barat, Ahad.
Menurutnya, tim medis BKSDA Aceh bersama tim dari Universitas Syiah Kuala yang melakukan otopsi terhadap bangkai gajah tersebut juga mengambil beberapa sampel berupa jantung, hati, paru paru, limpa, usus, feses (kotoran), lidah untuk dikirimkan ke Laboratorium Forensik Mabes Polri.
Pengambilan sampel organ tubuh gajah tersebut, kata Agus Arianto, dimaksudkan untuk mendapatkan hasil selanjutnya.
Sedangkan sepasang gading dari gajah tersebut setelah melengkapi proses administrasi di Polsek Cot Girek Kabupaten Aceh Utara, dibawa ke kantor BKSDA Aceh di Banda Aceh Ibu Kota Provinsi Aceh.
Agus Arianto menjelaskan Otto yang merupakan gajah jinak di kawasan Conservation Response Unit (CRU) Cot Girek Kabupaten Aceh Utara tersebut merupakan gajah jinak jantan BKSDA Aceh yang ditangkap di Krueng Sabee, Aceh Jaya.
Sebelum kematiannya, berdasarkan hasil pantauan Mahout (pawang gajah), pada tanggal 27 Desember 2020 pukul 17.00 WIB terlihat gajah Otto dalam keadaan lemas, kurang nafsu makan dan diare.
Kemudian Mahout melakukan komunikasi untuk meminta dilakukan penanganan medis dan pemantauan pada pukul 18.00 WIB gajah Otto tidak terselamatkan/mati, kata Agus Arianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021