Kepala Dinas Kesehatan Aceh Hanif menyatakan masih banyak tenaga kesehatan (Nakes) di provinsi paling barat Indonesia itu yang termakan informasi bohong atau hoaks, sehingga takut untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
“Banyak (Nakes termakan hoaks). Bukan hanya Nakes, orang-orang pintar termakan hoaks juga ya, mungkin karena mereka telalu percaya dengan luar negeri yang seolah-olah itu benar, padahal belum tentu,” kata Hanif di Banda Aceh.
Pernyataan itu disampaikan Hanif usai menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 dosis kedua bersama dengan Gubernur Aceh Nova Iriansyah di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hanif masih mendapati Nakes yang takut terhadap vaksinasi. Padahal pihaknya telah memberikan informasi yang benar, namun masih banyak Nakes yang abai, karena sudah terpapar informasi hoaks, seolah-olah orang selesai disuntik vaksin langsung mendapat efek samping yang fatal.
“Padahal kan tidak ada. Kita tahu semua efek samping yang diceritakan di media sosial itu tidak benar,” katanya.
Mana mungkin ada orang umum habis disuntik langsung pingsan, sedangkan kita di Indonesia baru mulai vaksinasi ke tenaga kesehatan, belum untuk masyarakat umum lain, kata Hanif lagi.
Selain terpapar berita hoaks, Hanif juga menyayangkan sebagian Nakes yang menolak melakukan vaksinasi di Tanah Rencong itu karena takut terhadap jarum suntik.
Namun Hanif yakin mereka akan mau disuntik vaksin, setelah banyak Nakes lain yang membuktikan bahwa vaksinasi itu aman.
“Saya melihat ada yang takut karena disuntik, bukan karena vaksinnya. Jadi disuntik takut sehingga mereka menolak. Kalau kita tanya betul-betul kenapa menolak, (dijawab) takut suntik, bukan takut vaksin, itu lebih banyak daripada takut vaksin, ada juga takut vaksin karena informasi hoaks,” katanya.
Sementara itu Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengimbau Nakes untuk beramai-ramai melakukan penyuntikan vaksin. Ia menegaskan Nakes yang berstatus aparatul sipil negara (ASN) tidak boleh menolak untuk disuntik vaksin.
“Kalau dia (Nakes) swasta, tidak terkait dengan negara, maka punya hak untuk menolak, tapi yang nakes ASN, dia terikat dengan peraturan dan undang-undang aparatur sipil negara, itu harus ikut (vaksinasi),” kata Nova.
Tapi kita harapkan paling tidak dia (Nakes swasta) sudah paham tentang vaksin ini, sudah menerima penjelasan, sosialisasi terkait vaksinasi, katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
“Banyak (Nakes termakan hoaks). Bukan hanya Nakes, orang-orang pintar termakan hoaks juga ya, mungkin karena mereka telalu percaya dengan luar negeri yang seolah-olah itu benar, padahal belum tentu,” kata Hanif di Banda Aceh.
Pernyataan itu disampaikan Hanif usai menjalani penyuntikan vaksin COVID-19 dosis kedua bersama dengan Gubernur Aceh Nova Iriansyah di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hanif masih mendapati Nakes yang takut terhadap vaksinasi. Padahal pihaknya telah memberikan informasi yang benar, namun masih banyak Nakes yang abai, karena sudah terpapar informasi hoaks, seolah-olah orang selesai disuntik vaksin langsung mendapat efek samping yang fatal.
“Padahal kan tidak ada. Kita tahu semua efek samping yang diceritakan di media sosial itu tidak benar,” katanya.
Mana mungkin ada orang umum habis disuntik langsung pingsan, sedangkan kita di Indonesia baru mulai vaksinasi ke tenaga kesehatan, belum untuk masyarakat umum lain, kata Hanif lagi.
Selain terpapar berita hoaks, Hanif juga menyayangkan sebagian Nakes yang menolak melakukan vaksinasi di Tanah Rencong itu karena takut terhadap jarum suntik.
Namun Hanif yakin mereka akan mau disuntik vaksin, setelah banyak Nakes lain yang membuktikan bahwa vaksinasi itu aman.
“Saya melihat ada yang takut karena disuntik, bukan karena vaksinnya. Jadi disuntik takut sehingga mereka menolak. Kalau kita tanya betul-betul kenapa menolak, (dijawab) takut suntik, bukan takut vaksin, itu lebih banyak daripada takut vaksin, ada juga takut vaksin karena informasi hoaks,” katanya.
Sementara itu Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengimbau Nakes untuk beramai-ramai melakukan penyuntikan vaksin. Ia menegaskan Nakes yang berstatus aparatul sipil negara (ASN) tidak boleh menolak untuk disuntik vaksin.
“Kalau dia (Nakes) swasta, tidak terkait dengan negara, maka punya hak untuk menolak, tapi yang nakes ASN, dia terikat dengan peraturan dan undang-undang aparatur sipil negara, itu harus ikut (vaksinasi),” kata Nova.
Tapi kita harapkan paling tidak dia (Nakes swasta) sudah paham tentang vaksin ini, sudah menerima penjelasan, sosialisasi terkait vaksinasi, katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021