Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh pada 2020 turun 0,37 persen, meski mengalami kontraksi secara kumulatif lebih baik. 

"Pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2020 turun 0,37 persen jika dibandingkan secara triwulanan 2019," kata Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Aceh Tasdik Ilhamudin saat menggelar konferensi pers virtual, di Banda Aceh, Jumat.

Tasdik mengatakan, jika dilihat dari pertumbuhan ekonomi Aceh triwulan IV 2020 dengan triwulan IV 2019 (tahun ke tahun), maka terjadi kontraksi 2,99 persen. Jumlah tersebut lebih tinggi ketimbang angka nasional dengan 2,19 persen.

Kemudian, kata Tasdik, jika dibandingkan antara triwulan IV dan III 2020, maka pertumbuhan ekonomi Aceh mengalami kontraksi 0,57 persen. Artinya pada 2020 lalu ekonomi Aceh lebih baik dari nasional.

"Kalau kita lihat secara kumulatif ekonomi Aceh 2020 lebih baik meskipun terjadi kontraksi. Tetapi kontraksinya lebih rendah dari nasional yakni minus 2,07 persen," ujarnya.

Kemudian, kata Tasdik, untuk produk domestik regional bruto (PDRB) Aceh dari 2010 sampai 2020, Aceh mengalami dua kali kontraksi yakni pada 2015 sebesar 0,73 persen dan tahun lalu 0,37 persen. 

Tastik menuturkan, terjadinya kontraksi pada 2015 lalu itu karena menurunnya stok minyak dan gas. Sementara 2020 disebabkan pandemi COVID-19 sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Tetapi kita masih beruntung karena kontraksi yang terjadi di Aceh tidak sedalam yang terjadi di nasional yang mencapai 2,07 persen," kata Tasdik.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Khalis Surry


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021