Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, melalui Resor Agam, memasang lima jerat untuk menangkap buaya muara (Crocodylus porosus) yang menyerang Nasril (50) di Sungai Batang Masang.
"Lima jerat itu kita pasang dengan cara diikat ke pohon di sekitar sungai, Selasa (16/2) sore dan diberi umpan berupa organ tubuh ayam," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Selasa.
Jerat dipasang di lima titik. Titik pertama sekitar 300 meter lokasi tempat korban diserang satwa liar yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sedangkan titik kedua dengan jarak sekitar 300 meter dari titik pertama.
Untuk tiga titik lainnya, tambahnya jerat itu dipasang di lokasi jasad korban ditemukan sekitar 700 meter dari lokasi korban diserang.
"Di lokasi jasad korban ditemukan, kita memasang tiga jerat," katanya.
Ia menambahkan, jerat itu dipasang sampai tujuh hari kedepan.
Namun jerat itu bakal dipantau setiap hari oleh petugas, dalam memastikan buaya memakan upan yang dipasang.
"Apabila buaya itu tertangkap, maka akan direhabilitasi sampai beberapa hari kedepan di Kantor BKSDA Sumbar, sebelum dilepasliarkan ke daerah konservasi," katanya.
Sebelumnya, Nasril (50) warga Jorong Muaro Putuih, Nagari Tiku Limo Jorong, Kacamatan Tanjungmutiara, dilaporkan hilang saat mencari rumput di tepi Sungai Batang Masang tidak jauh dari rumah korban, Jumat (11/2).
Jasad korban ditemukan tim gabungan berasal dari BPBD Agam, SAR, BKSDA dan lainnya pada Jumat (12/2) pagi, dalam kondisi kaki korban, organ tubuh lainnya dalam kondisi hilang.
Berdasarkan keterangan beberapa warga kepada petugas di lapangan, dua hari sebelum korban dilaporkan hilang, warga melihat ada oknum warga yang berasal dari luar Nagari Tiku Limo Jorong meracuni sungai dengan cairan.
Ini dengan tujuan untuk mendapatkan ikan dan udang di lokasi kejadian.
Dua hari setelah itu, tambahnya terlihat beberapa kali buaya mengapung dan bereaksi dipermukaan air dengan menghempas dan membalik-balikan badannya tepat di tempat kejadian.
Tempat korban mengambil rumput di pinggir sungai merupakan daratan tergenang air dan berawa.
Serta juga ditemukan beberapa bekas tempat satwa buaya berdiam diri atau rumah sarangnya.
"Terhadap hasil tersebut, kita sudah menyampaikannya kepada Wali Nagari Tiku Limo Jorong beserta perangkatnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Lima jerat itu kita pasang dengan cara diikat ke pohon di sekitar sungai, Selasa (16/2) sore dan diberi umpan berupa organ tubuh ayam," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Selasa.
Jerat dipasang di lima titik. Titik pertama sekitar 300 meter lokasi tempat korban diserang satwa liar yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Sedangkan titik kedua dengan jarak sekitar 300 meter dari titik pertama.
Untuk tiga titik lainnya, tambahnya jerat itu dipasang di lokasi jasad korban ditemukan sekitar 700 meter dari lokasi korban diserang.
"Di lokasi jasad korban ditemukan, kita memasang tiga jerat," katanya.
Ia menambahkan, jerat itu dipasang sampai tujuh hari kedepan.
Namun jerat itu bakal dipantau setiap hari oleh petugas, dalam memastikan buaya memakan upan yang dipasang.
"Apabila buaya itu tertangkap, maka akan direhabilitasi sampai beberapa hari kedepan di Kantor BKSDA Sumbar, sebelum dilepasliarkan ke daerah konservasi," katanya.
Sebelumnya, Nasril (50) warga Jorong Muaro Putuih, Nagari Tiku Limo Jorong, Kacamatan Tanjungmutiara, dilaporkan hilang saat mencari rumput di tepi Sungai Batang Masang tidak jauh dari rumah korban, Jumat (11/2).
Jasad korban ditemukan tim gabungan berasal dari BPBD Agam, SAR, BKSDA dan lainnya pada Jumat (12/2) pagi, dalam kondisi kaki korban, organ tubuh lainnya dalam kondisi hilang.
Berdasarkan keterangan beberapa warga kepada petugas di lapangan, dua hari sebelum korban dilaporkan hilang, warga melihat ada oknum warga yang berasal dari luar Nagari Tiku Limo Jorong meracuni sungai dengan cairan.
Ini dengan tujuan untuk mendapatkan ikan dan udang di lokasi kejadian.
Dua hari setelah itu, tambahnya terlihat beberapa kali buaya mengapung dan bereaksi dipermukaan air dengan menghempas dan membalik-balikan badannya tepat di tempat kejadian.
Tempat korban mengambil rumput di pinggir sungai merupakan daratan tergenang air dan berawa.
Serta juga ditemukan beberapa bekas tempat satwa buaya berdiam diri atau rumah sarangnya.
"Terhadap hasil tersebut, kita sudah menyampaikannya kepada Wali Nagari Tiku Limo Jorong beserta perangkatnya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021