Lubukbasung (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Resor Agam melakukan aksi pengusiran harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae yang memangsa tiga ekor kerbau di Sawah Liek Aia Rangek, Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Senin (8/3).
"Pengusiran harimau itu kita lakukan setiap malam dan pada waktu tertentu. Pengusiran itu dimulai Rabu (10/3) malam sampai tiga hari ke depan," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam Ade Putra di Lubukbasung, Rabu.
Ia mengatakan, pengusiran itu menggunakan bunyi-bunyian berupa meriam karbit dan senjata api.
Tim Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam bakal membunyikan meriam karbit dan senjata api di lokasi serangan harimau tersebut.
"Kita mengusir sampai harimau itu tidak muncul lagi di lokasi tersebut," katanya.
Apabila masih muncul, tambahnya Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam bakal memasang perangkap di lokasi tersebut, karena pihaknya membawa satu unit perangkap yang terbuat dari besi sepanjang dua meter dan lebar satu meter.
Ini untuk mengevakuasi harimau tersebut, sehingga tidak ada lagi konflik antara manusia dengan harimau.
"Ini langkah terakhir yang kami ambil dalam menyikapi konflik itu," katanya.
Sebelumnya, Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam mendapatkan informasi dari warga terkait tiga ekor kerbau dimangsa harimau, Senin (8/3) malam.
Mendapat informasi tersebut, Tim Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam turun ke lokasi untuk melakukan identifikasi lapangan, Selasa (9/3).
Tim menemukan jejak kaki harimau, kotoran dan lainnya di lokasi yang berada di tepi hutan. Di lokasi itu, satwa liar juga pernah memangsa kambing warga pada Maret 2020 dan harimau memangsa kerbau pada 2017.
"Warga sekitar sudah mengetahui, namun tetap menggembalakan ternaknya," katanya.*