Satu individu bunga bangkai jenis Amorphophallus paeoniifolius ditemukan mekar sempurna di kebun milik warga yang berada di pinggiran Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Wali Nagari Kotomalintang, Naziruddin di Lubukbasung, Senin, mengatakan bunga langka itu ditemukan pertama kali oleh pemilik kebun atas nama Wan Alai saat berada di kebun di belakang rumahnya, Minggu (24/9).
"Pemilik terkejut saat melihat bunga yang berwarna merah hati seperti darah itu," katanya.
Ia mengatakan, Wan langsung memberitahukan temuan bunga tersebut ke warga sekitar dan beberapa warga berdatangan ke lokasi.
Warga ke lokasi untuk melihat secara dekat, karena sebelumnya tidak pernah menemukan bunga itu mekar.
"Warga ke lokasi untuk melihat bunga secara dekat, karena lokasi bunga cukup dekat dan hanya berjarak sekitar 20 meter dari Danau Maninjau," katanya.
Sebelumnya, warga sekitar menduga bunga tersebut bunga rafflesia dan setelah ia melaporkan ke Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, ternyata bunga ditemukan itu bunga bangkai.
Sementara Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, Ade Putra menambahkan bunga itu satu keluarga dengan bunga bangkai dengan jenis Amorphophallus paeoniifolius.
"Biasanya disebut bunga suweg dan bahasa lokal dengan sebutan bunga karubuik atau bunga porang," katanya.
Ia menambahkan, bunga tersebut tidak termasuk tanam dilindungi, karena populasi masih banyak.
Bunga itu dapat dijumpai dibeberapa titik di sekitar Danau Maninjau Kecamatan Tanjungraya.
"Bunga ini hidup di hutan sekunder dan sekitar kebun warga yang berada di pinggir hutan," katanya.
Ia mengakui, siklus bunga itu dari fase generatif atau fase tumbuh, fase vegetatif atau fase dimulai organ lengkap berupa batang, daun dan akar.
Kemudian akan mengalami dormasi atau masa peralihan menjadi fase berbunga.
"Lama bunga itu mekar sekitar tujuh sampai 10 hari," demikian Naziruddin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bunga bangkai mekar sempurna di kebun warga pinggiran Danau Maninjau Sementara Kepala Resor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Maninjau, Ade Putra menambahkan bunga itu satu keluarga dengan bunga bangkai dengan jenis Amorphophallus paeoniifolius.
"Biasanya disebut bunga suweg dan bahasa lokal dengan sebutan bunga karubuik atau bunga porang," katanya.
Ia menambahkan, bunga tersebut tidak termasuk tanam dilindungi, karena populasi masih banyak.
Bunga itu dapat dijumpai dibeberapa titik di sekitar Danau Maninjau Kecamatan Tanjungraya.
"Bunga ini hidup di hutan sekunder dan sekitar kebun warga yang berada di pinggir hutan," katanya.
Ia mengakui, siklus bunga itu dari fase generatif atau fase tumbuh, fase vegetatif atau fase dimulai organ lengkap berupa batang, daun dan akar.
Kemudian akan mengalami dormasi atau masa peralihan menjadi fase berbunga.
"Lama bunga itu mekar sekitar tujuh sampai 10 hari," demikian Naziruddin.