Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan membutuhkan pesawat amfibi sebagai alat transportasi untuk bisa mencakup seluruh Nusantara.
"Sebagai negara kepulauan, kita membutuhkan pesawat amfibi. Mungkin semua tahu (Pulau) Banda Neira, itu membutuhkan amfibi," kata Budi usai meninjau sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Hangar PTDI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini, katanya, ada satu angkutan dari Pulau Ambon yang menghubungkan dengan Pulau Banda Neira. Menurut dia, pesawat amfibi diperlukan guna menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah kepulauan tersebut.
"Yang penting juga, saya nanti menganjurkan untuk perusahaan dalam negeri juga menggunakan (pesawat amfibi)," kata Budi.
Selain itu, pesawat amfibi juga diperlukan untuk mengatasi berbagai landasan udara di tanah air yang memiliki landasan yang pendek.
Apalagi, kata dia, di Indonesia timur cukup banyak maskapai penerbangan perintis yang menghubungkan sejumlah daerah. Karenanya, ia juga meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk memperhatikan hal tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan sejumlah lapangan terbang yang ada di daerah terpencil memang memiliki landasan udara yang cukup pendek, hanya sekitar 900 meter.
Menurut dia, sejumlah pesawat yang diproduksi PTDI pun memang didesain untuk beradaptasi dengan kondisi landasan serta kontur daratan Indonesia.
"Nah ini kita harus bisa take off dan landing-nya sekitar di bawah 900 meter. ini (Pesawat N219) telah tersertifikasi tipenya bisa sekitar 750 meter," kata Elfien.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Sebagai negara kepulauan, kita membutuhkan pesawat amfibi. Mungkin semua tahu (Pulau) Banda Neira, itu membutuhkan amfibi," kata Budi usai meninjau sejumlah pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Hangar PTDI, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Saat ini, katanya, ada satu angkutan dari Pulau Ambon yang menghubungkan dengan Pulau Banda Neira. Menurut dia, pesawat amfibi diperlukan guna menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah kepulauan tersebut.
"Yang penting juga, saya nanti menganjurkan untuk perusahaan dalam negeri juga menggunakan (pesawat amfibi)," kata Budi.
Selain itu, pesawat amfibi juga diperlukan untuk mengatasi berbagai landasan udara di tanah air yang memiliki landasan yang pendek.
Apalagi, kata dia, di Indonesia timur cukup banyak maskapai penerbangan perintis yang menghubungkan sejumlah daerah. Karenanya, ia juga meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk memperhatikan hal tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro mengatakan sejumlah lapangan terbang yang ada di daerah terpencil memang memiliki landasan udara yang cukup pendek, hanya sekitar 900 meter.
Menurut dia, sejumlah pesawat yang diproduksi PTDI pun memang didesain untuk beradaptasi dengan kondisi landasan serta kontur daratan Indonesia.
"Nah ini kita harus bisa take off dan landing-nya sekitar di bawah 900 meter. ini (Pesawat N219) telah tersertifikasi tipenya bisa sekitar 750 meter," kata Elfien.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021