Tapaktuan, 25/11 (Antaraceh) - Ribuan masyarakat Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, mengeluhkan pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) di daerah itu, karena sering mematikan arus listrik ke rumah mereka tanpa alasan dan penyebab yang jelas.
Pasalnya, tindakan mematikan lampu PLN di daerah itu dilakukan sudah sangat sering sekali yakni mencapai puluhan kali setiap harinya baik pada siang maupun malam hari. Ironisnya lagi, persoalan mati lampu itu terjadi di saat cuaca bagus yakni tidak ada hujan maupun angin sehingga tindakan itu dinilai aneh dan sudah tidak bisa ditolerir lagi.
"Persoalan mati lampu sudah sangat sering terjadi, dalam sehari mencapai puluhan kali baik siang maupun malam hari, masyarakat sangat mengeluhkan hal itu, sebab akibat tindakan PLN tersebut sangat merugikan masyarakat," kata Iyun Arizal salah seorang warga Meukek, Selasa.
Menurutnya, tindakan PLN mematikan lampu dengan intensitas cukup tinggi itu telah mengganggu aktivitas kerja masyarakat di siang hari, karena mereka tidak bisa lagi menyelesaikan pekerjaan sehari-harinya yang sangat bergantung kepada energi listrik.
"Jika dihitung-hitung, kerugian yang dialami masyarakat akibat pemadaman listrik setiap hari itu mencapai miliaran rupiah, karena aktivitas perekonomian mereka terganggu total," sebutnya.
Di samping itu, tambahnya, dampak dari pemadaman listrik dalam intensitas cukup sering juga mengakibatkan rusaknya barang-barang elektronik rumah tangga, karena tindakan pemadaman listrik yang terjadi secara tiba-tiba lalu kemudian hidup lagi dan mati lagi.
Celakanya lagi, tegasnya, pemadaman listrik oleh pihak PLN yang dilakukan persis di saat menjelang dan sedang Shalat Magrib. Kondisi itu, menurutnya sangat dikeluhkan oleh masyarakat sebab mengganggu kekhusukan atau konsentrasi masyarakat yang ingin atau sedang melaksanakan ibadah.
"Hendaknya, jika pun pihak PLN ingin mematikan listrik maka lakukan saja secara sekaligus dan jika pun ada kerusakan mesin diselesaikan terus sampai tuntas, jangan justru listrik PLN dibuat hidup mati dalam jangka waktu sangat lama, dan khusus di saat menjelang Shalat Magrib hendaknya listrik PLN jangan dimatikan sebab saat itu masyarakat sedang membutuhkan penerangan lampu listrik," pintanya.
Menyikapi persoalan itu, kata Iyun Arizal, pihaknya meminta kepada Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat agar menegur sekaligus mengevaluasi kinerja PT. PLN (Persero) khususnya wilayah kerja Kabupaten Aceh Selatan, sehingga kualitas pelayanan terhadap masyarakat dapat lebih ditingkatkan lagi ke depannya.
Sementara itu, Kepala PLN Rayon Labuhan Haji Raya - Meukek Roni MR mengatakan, penyebab pihaknya sering mematikan arus listrik selama ini karena terjadi defisit daya akibat mesin pembangkit PLTD di Suaq Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya mengalami kerusakan.
Untuk menyiasati persoalan tersebut memaksa pihak PLN melakukan pemadaman lsitrik secara bergilir, katanya.
"Akhir-akhir ini terjadi defisit daya dikarenakan adanya mesin di PLTD Suaq Setia terganggu, sedangkan Rayon Labuhan Haji arus listriknya disuplai dari PLTD tersebut," ujarnya.
Atas ketidaknyamana masyarakat akibat sering terjadi pemadaman lsitrik tersebut, kata Roni, pihaknya meminta maaf kepada masyarakat pelanggan dalam wilayah Rayon Labuhan Haji.
"Atas ketidaknyamanan masyarakat pelanggan dalam Rayon Labuhan Haji ini, kami memohon maaf," tutur dia.

Pewarta:

Editor : Antara Aceh


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014