Takengon (Antaraaceh) - Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM, memberikan motivasi kepada para guru yang dipandangnya sebagai motor pengerak untuk mencetak generasi-generasi Aceh Tengah yang cerdas berkualitas dimasa yang akan datang

“Bapak dan Ibu guru adalah harapan kami untuk lahir generasi-generasi penerus yang berkualitas, baik dari segi agama maupun ilmu pengetahuannya,” kata Nasaruddin. Harapan tersebut disampaikannya saat membuka Pelatihan Pembelajaran Tingkat Sekolah yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS untuk 8 SMP dan 3 MTs di Bayu Hill, Takengon (7/1). Diantara sekolah tersebut yaitu, SMPN 7, SMPN 11, SMPN 13, SMPN 14, SMPN 22 Takengon, MTsN 1, MTsN 2 Takengon dan MTsN Pengasing.

Agar kualifikasi dan standar kompetensi guru tertap terjaga, menurut Nasaruddin ?"pahlawan tanpa tanda jasa" tersebut harus lebih sering mendapatkan pelatihan dan bentuk peningkatan kapasitas lainnya

Karena itu, Nasaruddin mendukung apa yang dilakukan oleh USAID Prioritas yang berupaya melatih para guru dibebberapa sekolah yang telah dipilih sehingga diharapkan nantinya dapat menjadi pioner dalam meningkatkan mutu pendidikan secara umum di daerah itu

Nasaruddin berpesan secara khusu kepada peserta pelatihan untuk fokus mengikuti kegiatan berbagai instruksi dan materi pelatihan, karena yang akan merasakan dampak dari pelatihan tersebut secara langsung adalah siswa, guru dan kepala,” katanya

Untuk menyebarluaskan pelatihan tersebut, pemda Aceh Tengah sendiri telah menganggarkan dana diseminasi sebesar Rp. 200.000.000,- agar tidak hanya sekolah mitra USAID PRIORITAS saja yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan, tetapi sekolah lainnya juga akan memperoleh perlakuan yang sama.

Para guru sendiri merasakan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka, hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh salah seorang guru MTsN 1 Takengon, Zahara,S.Pd guru SMPN 13 Takengon.

"Pelatihan ini membuat kita lebih kreatif, biasanya pelajaran IPS yang saya ampu terasa monoton bersumberkan buku saja, akan tetapi dengan metode kontekstual ini pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa lebih aktif. Saya yakin selama 4 hari ini kami akan memperoleh ilmu tentang metode pembelajaran kontekstual yang sangat berguna untuk kita implementasikan di sekolah,” ujarnya

Kegiatan yang akan berlangsung hingga 10 Januari 2015 tersebut diikuti oleh 15 guru dari setiap sekolah yang terbagi pada guru 5 mata pelajaran (mapel) yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPS dan IPA. Guru-guru mapel tersebut mendapatkan materi tentang bagaimana mengelola pembelajaran yang efektif dan praktik langsung yang dilakukan di sekolah selama satu hari. Selain guru, pelatihan ini juga di ikuti oleh Kepala sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan pengawas sekolah.

Setelah mengikuti pelatihan tingkat sekolah jenjang SMP/MTs ini, peserta diharapkan mampu (1) Memahami pendekatan saintifik dan penilaian autentik; (2) Merancang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif, (3) Peka terhadap gender dan perbedaan individu siswa, (4) Memanfaatkan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi; (5) Mengembangkan kemampuan literasi siswa; (6) Merancang tugas kinerja dan rubriknya dan menerapkannya dalam praktik mengajar sebagai salah satu bentuk penilaian autentik; (7) mempraktikan dalam praktik mengajar berbagai gagasan yang dipelajari dalam pelatihan.(MK)

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015