Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap Eko Yuli Irawan ke depan turut membina lifter junior angkat besi sehingga bisa mengikuti jejaknya di Olimpiade.
Zainudin Amali mengatakan angkat besi adalah salah satu cabang olahraga yang masuk unggulan dalam grand design olahraga nasional. Sejalan dengan itu, akan dibangun trainning camp di Cibubur dengan fasilitas yang lengkap.
"Jadi semangat, sambil membimbing yang junior-junior," kata Amali kepada Eko Yuli saat melakukan video call sembari mengucapkan selamat atas raihan medali perak di Olimpiade Tokyo, Minggu.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Eko Yuli belum kepikiran pensiun usai raih perak
Amali langsung melakukan panggilan video usai upacara penyerahan medali Eko Yuli yang sukses meraih perak di kelas 61kg putra Olimpiade Tokyo. Lifter asal Lampung itu membukukan total angkatan 302kg (snatch 137kg dan clean and jerk 165kg).
Hasil ini sekaligus meneruskan tradisi medali yang selalu sukses ia bawa pulang sejak Olimpiade Beijing 2008. Secara keseluruhan, Eko Yuli telah mengoleksi dua perak dan dua perunggu.
Adapun di Tokyo, Eko Yuli harus mengakui keunggulan lifter China Li Fabin yang merebut medali emas dengan total angkatan 313kg (snatch 141kg dan clean and jerk 172kg).
Sementara itu, medali perunggu kelas 61kg diraih lifter Kazakhstan Igor Son dengan total angkatan 294kg (snatch 131kg dan clean and jerk 163kg).
Baca juga: Olimpiade Tokyo, (Round up) Medali kedua Indonesia dari Eko Yuli dan terukirnya sejarah
Dalam kesempatan ini, Menpora Amali menyampaikan ucapan selamat atas sumbangan medali perak sekaligus membuat rakyat Indonesia bangga.
“Luar biasa kita bangga, seluruh rakyat Indonesia bangga. Eko dan teman-teman di Olimpiade Tokyo semangat untuk berjuangnya itu yang menurut saya luar biasa,” kata Amali.
Baca juga: Lifter Deni finis kesembilan saat Chen rebut emas kelas 67kg
Sementara itu, Eko Yuli Irawan sendiri mengatakan belum mempertimbangkan untuk gantung sepatu alias pensiun dari kariernya sebagai atlet angkat besi.
Meski usianya genap 32 tahun, Eko Yuli bertekad untuk bisa bersaing. Pada sisi lain, ia juga tak menampik bahwa tantangan besar saat ini adalah menyiapkan lifter muda untuk meneruskan perjuangannya.
"Jika dilihat usia memang sulit, tetapi jika ada kesempatan, kenapa tidak? Tapi, yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan," kata Eko usai laga, dalam siaran pers KOI.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Zainudin Amali mengatakan angkat besi adalah salah satu cabang olahraga yang masuk unggulan dalam grand design olahraga nasional. Sejalan dengan itu, akan dibangun trainning camp di Cibubur dengan fasilitas yang lengkap.
"Jadi semangat, sambil membimbing yang junior-junior," kata Amali kepada Eko Yuli saat melakukan video call sembari mengucapkan selamat atas raihan medali perak di Olimpiade Tokyo, Minggu.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Eko Yuli belum kepikiran pensiun usai raih perak
Amali langsung melakukan panggilan video usai upacara penyerahan medali Eko Yuli yang sukses meraih perak di kelas 61kg putra Olimpiade Tokyo. Lifter asal Lampung itu membukukan total angkatan 302kg (snatch 137kg dan clean and jerk 165kg).
Hasil ini sekaligus meneruskan tradisi medali yang selalu sukses ia bawa pulang sejak Olimpiade Beijing 2008. Secara keseluruhan, Eko Yuli telah mengoleksi dua perak dan dua perunggu.
Adapun di Tokyo, Eko Yuli harus mengakui keunggulan lifter China Li Fabin yang merebut medali emas dengan total angkatan 313kg (snatch 141kg dan clean and jerk 172kg).
Sementara itu, medali perunggu kelas 61kg diraih lifter Kazakhstan Igor Son dengan total angkatan 294kg (snatch 131kg dan clean and jerk 163kg).
Baca juga: Olimpiade Tokyo, (Round up) Medali kedua Indonesia dari Eko Yuli dan terukirnya sejarah
Dalam kesempatan ini, Menpora Amali menyampaikan ucapan selamat atas sumbangan medali perak sekaligus membuat rakyat Indonesia bangga.
“Luar biasa kita bangga, seluruh rakyat Indonesia bangga. Eko dan teman-teman di Olimpiade Tokyo semangat untuk berjuangnya itu yang menurut saya luar biasa,” kata Amali.
Baca juga: Lifter Deni finis kesembilan saat Chen rebut emas kelas 67kg
Sementara itu, Eko Yuli Irawan sendiri mengatakan belum mempertimbangkan untuk gantung sepatu alias pensiun dari kariernya sebagai atlet angkat besi.
Meski usianya genap 32 tahun, Eko Yuli bertekad untuk bisa bersaing. Pada sisi lain, ia juga tak menampik bahwa tantangan besar saat ini adalah menyiapkan lifter muda untuk meneruskan perjuangannya.
"Jika dilihat usia memang sulit, tetapi jika ada kesempatan, kenapa tidak? Tapi, yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan," kata Eko usai laga, dalam siaran pers KOI.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021