Meulaboh (ANTARA Aceh) - Gabungan Pecinta Batu Alam Aceh (GaPBA) meminta pemerintah ikut berperan dalam menentukan harga jual batu alam untuk menekan kerugian pengrajin dan masyarakat konsumen di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.

Ketua GaPBA Aceh Barat Nazarudin di Meulaboh, Jum'at mengatakan dari pihak pengusaha dan pecinta batu alam ini tidak ada satuan harga tetap malahan harga jual ditempat produksi lebih mahal daripada harga dipasar yang sudah menjadi acesoreis.

"Ini fenomena aneh, harga jual batu alam ditempat produksi lebih tinggi dari pada pasar, harusnya pemerintah ikut mengontrol harga sehingga pengusaha tidak kalah dan pembeli juga tidak merasa dibohongi,"katanya.

Nazar menyampaikan, penampung lokal terkadang menerima pembelian dari masyarakat yang langsung mencarinya dihutan dengan harga capai puluhan juta meskipun untuk bongkahan seberat 2-3 kilogram jenis batu tertentu.

Taksiran harga tersebut dari melihat luar bongkahan, sementara setelah dibelah ternyata tidak ditemukan jenis yang bernilai jual tinggi, meskipun ada akan tetapi tidak mampu menutupi besaran modal dikeluarkan oleh home industy.

Lain lagi kerugian yang dialami masyarakat sebagai konsumen yang mayorita belum mengetahui jenis batu yang bernilai jual tinggi, terkadang membeli harga batu alam bongkahan kecil untuk diasah mencapai jutaan rupiah.

"Dibeli harga mahal, dari luar kelihatan ada indocress atau solar segala macam, sewaktu dibelah dan diasah ternyata koral didalamnya, kalau beginikan kasian masyarakat,"imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan, pemerintah harus mendorong pertumbuhan home industri batu alam di Aceh karena dilihat dari peluang pasar sangat prospek, karena daerah Aceh merupakan daerah produsen batu alam berkualitas bagus.

Selain itu yang sangat perlu difikirkan oleh pemerintah kata Nazarudin, harus melahirkan tempat pemotongan untuk bongkahan besar sekaligus menjadi tempat untuk menentukan kadar batu serta harga batu sehingga semuanya jadi jelas.

Para pengrajin batu di Aceh sudah mulai mengembangkan bisnis acesories batu alam tidak hanya berbentuk batu cincin akan tetapi sudah ada berbentuk keris serta perhiasan satu paket untuk seorang wanita dan berbagai macam produk lainya.

"Saat ini usaha ini begitu cepat berkembang, jadi kita berharap tidak cepat juga menghilang. Tapi kalau pemerintah daerah tidak peduli tentang pemasaran dan kebutuhan home industry bisa saja bisnis ini akan kembali menghilang,"katanya menambahkan.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015