Dinas Kesehatan Aceh menyatakan 18 kasus COVID-19 varian delta terdeteksi di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel yang dikirim Aceh ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.

“Iya ada 18 kasus COVID-19 varian delta di Aceh, tapi sampai sekarang kita belum tahu rinciannya dimana saja,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh dr Iman Murahman di Banda Aceh, Senin.

Iman menjelaskan memang dalam beberapa waktu terakhir, Balai Litbangkes Aceh telah mengirim sampel usap (swab) dari kabupaten/kota ke Jakarta secara bergelombang, untuk dilakukan pemeriksaan whole genom sequencing (WGS).

Dari sampel-sampel yang dikirim ke Jakarta itu, Balai Litbangkes mendapatkan hasil beberapa kasus mutasi COVID-19 varian delta. Namun, pihaknya belum mendapatkan rincian sebaran varian baru tersebut di daerah Tanah Rencong itu.

“Dari 18 kasus itu, kita belum tahu lagi dimana saja peta sebarannya,” kata Iman.

Kendati demikian, Iman menilai, memang di Aceh sudah banyak terlihat warga yang mengalami gejala COVID-19 varian delta, terutama di wilayah ibukota Banda Aceh. Terlihat akhir-akhir ini gejala yang dialami warga cenderung lebih berat daripada virus corona aslinya dari Kota Wuhan, China.

Apalagi, kata Iman, tingkat penularan dari COVID-19 varian delta itu cukup tinggi, sehingga warga diminta untuk terus meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Kita sebenarnya harus betul-betul waspada bahwa varian delta sudah ada di Aceh, dan tingkat penularan tinggi, sehingga kita harus lebih awas agar dapat melindungi diri,” katanya.

Sebelumnya pada Rabu (18/8), Kepala Balai Litbangkes Aceh Fahmi Ichwansyah mengatakan Kemenkes RI telah mendeteksi 11 kasus COVID-19 varian delta, berdasarkan hasil pemeriksaan dari sampel usap yang dikirim Balai Litbangkes Aceh ke Jakarta.

"Ada 11 kasus COVID-19 varian delta yang ditemukan di wilayah Aceh," kata Fahmi Ichwansyah, di Banda Aceh.

Ia menyebutkan Balai Litbangkes Aceh mengirim sampel secara bergelombang untuk melakukan pemeriksaan WGS. Awalnya, mengirim 23 sampel untuk WGS ke Jakarta, namun belum ditemukan varian alpha, delta maupun delta.

Selanjutnya pihaknya mengirim kembali 49 sampel ke Jakarta, namun dari total sampel itu pihaknya baru menerima laporan enam sampel, yang hasilnya juga belum terdeteksi varian baru COVID-19.

"Baru kita kirim lagi awal Juli 2021 ke Jakarta ada 123 sampel, jadi mungkin yang sekarang ini ditemukan (varian delta) hasil dari sequencing awal Juli itu, itu kemungkinan," katanya.

"Kita belum mengetahui 11 kasus itu sebarannya di mana saja. Kita sedang menunggu surat dari pusat, nanti disitu akan jelas semua nomor sampel, NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan daerahnya dari mana," kata Fahmi.

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021