Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyatakan, penandatangan kesepahaman (MoU) perdamaian antara GAM dan Pemerintah Indonesia di Helsinki, bukan akhir dari perjuangan untuk terus membangun Aceh yang lebih sejahtera.

Ketika bersilaturrahmi dengan tim Jokowi Aceh di Pendopo gubernuran Aceh di Banda Aceh, Rabu, Gubernur menegaskan bahwa Aceh sudah lama terlibat dalam konflik yang berkepanjangan dan penandatanganan MoU Helsinki merupakan akhir dari konflik Aceh tetapi bukan akhir dari perjuangan untuk terus membangun Aceh yang lebih sejahtera.

“Tgk. Hasan Tiro sebagai tokoh yang telah memperjuangkan Aceh sangat berhasrat agar rakyat Aceh mengikuti langkah perjuangannya demi kemaslahatan rakyat Aceh, beliau tidak pernah lupa untuk Aceh sampai di masa akhir hayatnya," kenang Gubernur.

"Berkat perjuangan beliau lah kita bisa seperti sekarang ini walapun masih ada kekurangan yang harus terus kita perjuangkan.  Apa yang telah kita capai belum 100 persen memuaskan, kita perlu lebih giat lagi agar Aceh bisa bangkit kembali,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Gubernur menyampaikan pesan kepada rombongan agar perbedaaan pendangan politik tidak menjadi penghalang dalam menjalankan pemerintahan.

Menurutnya, perbedaan pandangan politik harus mampu dikomunikasikan dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman pendapat yang dapat menghambat kinerja semua golongan.

“Semua kalangan harus punya rasa memiliki, walaupun semua tidak bisa menjadi pemimpin akan tetapi ada hal hal lain yang bisa dilakukan untuk Aceh. Saya selalu mengharapkan dukungan  dan masukan demi kelancaran roda pemerintahan ini," harap Gubernur.

Zaini Abdullah berharap masyarakat Aceh dapat berpartisipasi dalam demokrasi dengan lancar dengan mencontohi negara-negara sahabat lainnya yang sudah lebih maju.

Hadir dalam kunjungan silaturrahmi tersebut Kepala Kesbangpol dan Linmas Aceh, Nasir Zalba dan rombongan Paguyuban Pemuda Mahasiswa Aceh.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015