Meulaboh (ANTARA Aceh) - Tidak kurang dari 80 kepala keluarga masyarakat nelayan tradisional Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengadakan ritual "kanuri laot" (kenduri laut) untuk menghilangkan kemalangan karena hasil tangkapan yang semakin turun.

Tokoh nelayan Desa Padang Seurahet, Kecamatan Johan Pahlawan Samsul Bahri di Meulaboh, Kamis mengatakan bahwa ritual tersebut agar mendapat keberkahan rezeki melimpah serta menghindarkan dari marabahaya saat melaut.

"Ritual seperti ini sudah menjadi adat kami keturunan keluarga pelaut, kalau tangkapan sudah berkurang dan marabahaya mungkin akan menimpa maka kami melakukan ritual kanuri laot,"katanya.

Dalam ritual tersebut para nelayan melepaskan sesajian nasi bubur (pulut) kelaut, sebelumnya dimulai dengan lantunan suara azan yang lokasinya harus berjarak 1,2 mil dari pesisir pantai kawasan itu.

Selain melepas sesajian, para nelayan juga menyantuni anak yatim, baik dari anak yatim nelayan maupun anak yatim korban tsunami. Tempat acara dilakukan pada perkampungan nelayan Gampong Padang Seurahet.

"Sebenarnya kalau orang tua kami dari dulu sesajiannya adalah melepas kepala kerbau, tapi kami saat ini sudah tidak punya dana, karenanya acara seala kadar saja untuk tetap melaksanakan adat laot leluhur,"imbuhnya.

Senada dengan itu juga disampaikan pawang laot (nahkoda boad) Samsuardi (56) menurut dia yang saat ini dibutuhkan adalah selain adanya ritual adat, perhatian pemerintah secara nyatapun harus diberikan kepada masyarakat nelayan.

Kata dia kepada sejumlah awak media yang mengikuti perjalanan rombongan keluat, terpenting saat ini adalah muara kreung cangkoi tempat keluar masuknya kapal yang sudah begitu dangkal membuat nelayan terhambat.

"Bukan hanya menghambat, beberapa bulan lalu ada satu nelayan kami yang putus kakinya karena kapalnya kandas dihantam gelombang di bibir muara, sudah sangat dangkal sekitar 50 centimeter kedalamannya,"katanya menambahkan.

Dalam perjalanan tersebut nelayan juga menunjukan kepada awak media aktivitas pukat tarik dan pukat tralw yang merusak biota laut menjaring ikan tidak jauh dari bibir pantai, ikan-ikan kecil yang masuk jaring mati bertaburan dipermukaan air.

Nelayan tradisional tersebut tidak ingin terlalu mencampuri persoalan tersebut karena sudah masuk dalam hal penegakan hukum negara Indonesia, meskipun aktivitas tersebut terus merusak biota laut dikawasan itu.

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015