Maskur Abdullah menghela napas seraya mengingat ketika ditanya di mana dirinya terpapar COVID-19. Sesekali matanya menerawang memandangi langit-langit mencoba mengingat dengan siapa saja berinteraksi sebelum sakit karena demam virus corona tersebut.

"Yang jelas, sampai sekarang saya tidak tahu di mana, kapan, dan dari siapa saya tertular. Yang pasti, saya sudah terpapar COVID-19," kata Maskur Abdullah, penyintas COVID-19, di Banda Aceh, Senin.

Maskur Abdullah merupakan praktisi media. Lelaki paruh baya ini sempat menjalani isolasi mandiri karena terpapar COVID-19 di rumahnya di Medan, Sumatera Utara, pada Agustus 2021.

Mantan wartawan BBC London ini menceritakan awal dirinya sebelum sakit selama lebih dua pekan akibat virus yang mewabah di seluruh dunia tersebut. Kejadiannya berawal sebelum dirinya menjalani vaksinasi.

sehari sebelum disuntik vaksin, Maskur Abdullah melakukan tes antigen. Hasilnya negatif. Besoknya, ia pun disuntik vaksin COVID-19 di sebuah kantor kesehatan di kawasan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh.

Sehari berlanjut. Maskur Abdullah bersama koleganya berangkat ke Medan dengan mobil pribadi. Selama dalam perjalanan, ia dan kerabatnya banyak singgah serta bertemu banyak orang di kawasan pesisir timur Aceh tersebut.

Dalam berbagai pertemuan tersebut, Maskur Abdullah tetap disiplin protokol kesehatan, selalu memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun serta sering membasuh tangan dengan "hand sanitizer".

Perjalanan berlanjut hingga akhirnya tiba di rumahnya di Medan. Tiga hari di rumah, Maskur Abdullah pingsan karena kelelahan. Beberapa jam kemudian, lelaki 50-an tahun ini pun sadar.

"Saat itu, kondisi fisik saya menurun dan akhirnya saya dibawa ke sebuah rumah sakit. Sebelum diperiksa saya menjalani tes antigen. Begitu SOP di rumah sakit tersebut. Hasilnya negatif," kata Maskur Abdullah.

Maskur pun menjalani perawatan medis di rumah sakit tersebut. Namun, yang mengejutkan saat pemeriksaan paru-paru. Hasil rontgen paru-parunya sebagian putih.

Saat itu, dokter menyatakan seperti gejala COVID-19. Dokter memintanya menjalani tes PCR untuk mengetahui lebih lanjut apakah terpapar COVID-19 atau tidak.

Maskur pun gundah. Kegundahannya bertambah setelah saturasi atau kadar oksigen dalam darah di bawah angka yang dianjurkan. Namun, begitu Maskur Abdullah tetap tenang menghadapi semuanya.

"Kendati saturasi saya di bawah angka, namun saya tetap tenang karena saat itu saya tidak ada sesak napas. Saya tetap optimis, apalagi saya baru saja menjalani vaksinasi vaksin COVID-19," kata Maskur Abdullah.

Seraya menunggu hasil tes PCR, dokter meminta Maskur Abdullah menjalani isolasi di ruangan sal rumah sakit tersebut. Namun, dirinya menolak isolasi di ruang tersebut karena kondisinya penuh dengan pasien.

Maskur Abdullah akhirnya memutuskan menjalani isolasi di rumahnya. Hingga akhirnya hasilnya tes PCR menyatakan dirinya positif atau terpapar COVID-19.

Selama menjalani isolasi, kondisi badan Maskur Abdullah lemas, selera makan menurun. Namun, dirinya tidak mengalami sesak napas dan penciuman normal. Pemeriksaan kondisi rutin dilakukannya.

Saya menjalani isolasi selama dua minggu. Selama isolasi, tidak hanya COVID-19 yang dilawan, tetapi juga psikis. Kondisi psikis juga menurun kalau mendengar kabar ada orang yang meninggal dunia karena COVID-19," kata Maskur Abdullah.

Tidak hanya itu saja, pengumuman orang meninggal dunia dari musala di belakang rumahnya, juga membuat tekanan batin dirinya. Semua itu dilewatinya selama dua minggu hingga akhirnya dinyatakan sembuh dan negatif COVID-19.

"Selama menjalani isolasi, saya menerima antaran nasi kotak setiap hari dari Satgas COVID-19. Saya merasa kondisi sudah nyaman pada hari ke-10. Dan di hari ke-10 hasil tes sudah negatif. Namun, untuk memastikan lagi, saya tes beberapa hari berikutnya, hasilnya juga negatif," kata Maskur Abdullah.

Ada pesan disampaikan Maskur Abdullah setelah menjalani isolasi tersebut. Pesan tersebut yakni jangan pernah menganggap enteng terhadap protokol kesehatan. COVID-19 itu ada, namun tidak terlihat secara kasatmata.

Oleh karena itu, Maskur Abdullah mengingatkan untuk selalu waspada, mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta tidak berkerumunan.

Dan paling penting, kata Maskur Abdullah, ikuti program vaksinasi vaksin COVID-19. Vaksinasi tersebut membuat lebih percaya diri serta mendukung upaya pemerintah memutuskan penularan dan penyebaran COVID-19.

"Protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan ikhtiar melindungi diri sendiri dan orang  lain dari COVID-19. Kini, saya juga memproteksi keluarga dengan protokol kesehatan maupun vaksinasi," pungkas Maskur Abdullah.
 

Pewarta: M Haris SA

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021