Sean Gelael bersama pebalap Inggris Tom Blomqvist dan pebalap Belgia Stoffel Vandoorne dalam tim JOTA #28 harus puas di posisi dua balapan ketahanan kelas LMP2 FIA World Endurance Championship (WEC) 2021 yang ditutup di Bahrain, Minggu dini hari.
Berdasarkan data dari Tim JOTA, Sean Gelael dan kawan-kawan harus puas finis ke tiga di balapan penutup dengan tajuk 8 Hours of Bahrain. Sedangkan di klasemen akhir mengumpulkan 131 poin. Untuk posisi puncak ada Tim WRT #31 dengan 151 poin dan posisi tiga ada Tim JOTA #38 dengan 123 poin.
"Saya dan tim sudah berusaha keras, tapi kami harus akui lawan memang lebih baik di balapan ini. Selamat untuk WRT dan saya akan berusaha lebih baik lagi tahun depan," kata Sean Gelael dalam keterangan resminya.
Hingga saat ini belum diketahui balapan dan tim apa yang akan dibela pebalap Merah-Putih berusia 25 tahun itu untuk musim depan. Yang pasti dia mengakui sangat menikmati endurance racing, karena terbukti bisa sangat kompetitif di ajang ini.
Balapan seri terakhir memang diharapkan menjadi saksi lahirnya juara LMP2 dari Indonesia. Pebalap, yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, Pertamina dan BNI ini masih berpeluang menjadi juara karena hanya berselisih lima poin dari pimpinan klasemen, WRT #31.
Namun, balapan panjang nan melelahkan di Sirkuit Sakhir tersebut belum menjadi tempat manis bagi Sean Gelael, Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, untuk dinobatkan sebagai juara.
Dengan target finis di depan WRT, mereka bahkan hanya bisa finis di posisi tiga. WRT menyabet kemenangan sekaligus gelar juara. Tim debutan asal Belgia ini berarti memenangi tiga balapan terakhir WEC, yakni 24 Hours of Le Mans, 6 Hours of Bahrain, dan 8 Hours of Bahrain.
Hasil ini mengukuhkan Sean Gelael dan JOTA #28 sebagai pebalap dan tim terbaik kedua musim ini. Khusus bagi Sean, tentu ini pencapaian luar biasa mengingat ini tahun pertamanya ikut WEC semusim penuh.
Secara umum dia menjadi pebalap Indonesia dengan pencapaian terbaik dan tertinggi di ajang yang diakui FIA. Tambahan lagi, Sean mengakhiri WEC dengan usaha yang luar biasa pada balapan terakhir.
Start dari posisi 9, dia langsung naik dua posisi. Setelah itu dia beberapa kali menyusul pebalap, sehingga sebelum dia diganti Stoffel Vandoorne, posisi JOTA #28 sudah ada di P4.
Aksi hebat Sean adalah ketika dia menyusul Philip Hanson yang mengendarai mobil juara bertahan, United Autosports USA #22. Bukan hanya sekali, bahkan dua kali.
Itu bisa terjadi karena setelah menyusul yang pertama Sean terlibat insiden di Tikungan 11 dengan para pebalap GTE, yang membuat posisinya melorot. Dan saat recovery posisi itulah dia menyusul Hanson lagi.
Setelah kendali berganti ke Stoffel dan Tom, JOTA #28 benar-benar kesulitan menyamai kecepatan tiga pebalap WRT, Ferdinand Habsburg, Robin Frinjs, dan Charles Milesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
Berdasarkan data dari Tim JOTA, Sean Gelael dan kawan-kawan harus puas finis ke tiga di balapan penutup dengan tajuk 8 Hours of Bahrain. Sedangkan di klasemen akhir mengumpulkan 131 poin. Untuk posisi puncak ada Tim WRT #31 dengan 151 poin dan posisi tiga ada Tim JOTA #38 dengan 123 poin.
"Saya dan tim sudah berusaha keras, tapi kami harus akui lawan memang lebih baik di balapan ini. Selamat untuk WRT dan saya akan berusaha lebih baik lagi tahun depan," kata Sean Gelael dalam keterangan resminya.
Hingga saat ini belum diketahui balapan dan tim apa yang akan dibela pebalap Merah-Putih berusia 25 tahun itu untuk musim depan. Yang pasti dia mengakui sangat menikmati endurance racing, karena terbukti bisa sangat kompetitif di ajang ini.
Balapan seri terakhir memang diharapkan menjadi saksi lahirnya juara LMP2 dari Indonesia. Pebalap, yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia, Pertamina dan BNI ini masih berpeluang menjadi juara karena hanya berselisih lima poin dari pimpinan klasemen, WRT #31.
Namun, balapan panjang nan melelahkan di Sirkuit Sakhir tersebut belum menjadi tempat manis bagi Sean Gelael, Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, untuk dinobatkan sebagai juara.
Dengan target finis di depan WRT, mereka bahkan hanya bisa finis di posisi tiga. WRT menyabet kemenangan sekaligus gelar juara. Tim debutan asal Belgia ini berarti memenangi tiga balapan terakhir WEC, yakni 24 Hours of Le Mans, 6 Hours of Bahrain, dan 8 Hours of Bahrain.
Hasil ini mengukuhkan Sean Gelael dan JOTA #28 sebagai pebalap dan tim terbaik kedua musim ini. Khusus bagi Sean, tentu ini pencapaian luar biasa mengingat ini tahun pertamanya ikut WEC semusim penuh.
Secara umum dia menjadi pebalap Indonesia dengan pencapaian terbaik dan tertinggi di ajang yang diakui FIA. Tambahan lagi, Sean mengakhiri WEC dengan usaha yang luar biasa pada balapan terakhir.
Start dari posisi 9, dia langsung naik dua posisi. Setelah itu dia beberapa kali menyusul pebalap, sehingga sebelum dia diganti Stoffel Vandoorne, posisi JOTA #28 sudah ada di P4.
Aksi hebat Sean adalah ketika dia menyusul Philip Hanson yang mengendarai mobil juara bertahan, United Autosports USA #22. Bukan hanya sekali, bahkan dua kali.
Itu bisa terjadi karena setelah menyusul yang pertama Sean terlibat insiden di Tikungan 11 dengan para pebalap GTE, yang membuat posisinya melorot. Dan saat recovery posisi itulah dia menyusul Hanson lagi.
Setelah kendali berganti ke Stoffel dan Tom, JOTA #28 benar-benar kesulitan menyamai kecepatan tiga pebalap WRT, Ferdinand Habsburg, Robin Frinjs, dan Charles Milesi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021