Jakarta (Antaraaceh) - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polri untuk lebih proaktif menguatkan penjagaan keamanan dan ketertiban di enam daerah yang dinilai paling rawan dengan terjadinya konflik sosial, terutama di tahun politik menjelang Pemilu 2014.

Ketua Presidium IPW Neta S. Pane dalam surat elektroniknya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengemukakan keenam daerah yang dinilai rawan berdasarkan catatan IPW adalah Papua, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah.

Penilaian terhadap enam daerah tersebut, berdasarkan data konflik sosial yang terjadi sepanjang 2013.

"Sepanjang 2013 di Papua terjadi 24 konflik sosial, yang menewaskan 59 orang, termasuk tiga polisi dan sembilan TNI dan 92 orang lainnya luka," catat Neta.

Menurut Neta, konflik sosial di Papua mayoritas berupa pertikaian antarwarga dan antarkelompok. Insiden yang paling memprihatinkan adalah kerusuhan akibat pertandingan tinju amatir di Nabire yang menewaskan 18 orang, pada Juli 2013.

Provinsi kedua paling rentan konflik sosial dalam amatan IPM adalah Jawa Barat, karena sering terjadi tawuran pelajar dan pertikaian antara geng motor paling banyak menimbulkan korban jiwa.

"Sebanyak 10 korban tewas disumbangkan oleh tawuran pelajar dan sembilan orang lainnya akibat ulah geng motor," ujar Neta.

Di DKI Jakarta, keributan antarorganisasi masyarakat (ormas) dan berbagai kelompok lainnya cukup dominan. Konflik sosial di DKI Jakarta pada 2013, menurut IPW, mengorbankan 12 orang tewas dari 18 kali terjadinya konflik sosial.

"Jika kondisi ini tetap dibiarkan diperkirakan, maka akan memberi kontribusi bagi gangguan keamanan di tahun politik 2014," ujarnya.

Oleh karena itu, Polri harus mencegah konflik sosial agar tidak terjadi lagi sehingga tidak merugikan masyarakat, apalagi di tahun politik Pemilu 2014 ini.

"Polri perlu mengantisipasinya agar tidak menjadi gangguan bagi pemilu dan pilpres," jelasnya.

Neta mencatat pula, di Sumatera Utara terjadi 10 konflik sosial yang menewaskan 21 orang, 26 orang luka dan satu bangunan Lembaga Permasyarakatan terbakar.

Sedangkan, IPW mencatat, di Sulawesi Selatan, terjadi 10 kali konflik sosial yang mengakibatkan delapan orang tewas dan 28 lainnya luka-luka (termasuk 17 polisi).

Adapun di Jawa Tengah terjadi 10 peristiwa konflik sosial, yang menewaskan tujuh orang tewas, 46 lainnya luka, sebuah mobil dan 70 motor terbakar, demikian Neta Pane.
Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2014

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2014