Langsa (ANTARA Aceh) - Wakil Ketua LSM Life Development Community Muzamir Abdul Hamid meminta Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar untuk turun tangan menyelesaikan aksi kriminalitas sipil bersenjata yang belakangan ini terjadi di daerah itu.
"Kita desak Wali Nanggroe bersikap dan dapat menyelesaikan persoalan kriminilatas bersenjata yang sebenarnya itu adalah bentuk kekecewaan eks kombatan terhadap kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai gubernur dan wakil gubernur," katanya saat dihubungi di Lhokeumawe, Senin.
Menurutnya, Malik Mahmud adalah mantan tokoh GAM yang dinilai mampu meredemkan kekecewaan eks kombatan yang terjadi selama ini.
Din Minimi misalnya, kata dia, tidak akan bergejolak jika pemerintahan Aceh di bawah pimpinan Zaini mampu mewujudkan janji-janji politiknya semasa kampanye.
Persoalan itu kemudian semakin pelik, ketika rong-rongan Din Minimi Cs tidak direspon Pemerintahan Zikir (Zaini-Muzakir). Namun, bila secepatnya direspon mungkin saja tidak akan meluas seperti sekarang, katanya.
"Pemimpin tidak merespon. Harusnya diakomodir dan mengayomi eks kombatan yang kecewa itu. Jika begini menjadi semakin sulit. Jadi kerjaan tambahan, seharusnya fokus menyejahterakan rakyat malah harus berjibaku dengan konflik internal," papar Muzamir yang akrab disapa Bulee Dada itu.
Dalam konteks itu, Bulee sangat mengharapkan Malik Mahmud tampil sebagai orang tua yang bisa mengayomi anak-anaknya (eks kombatan) sehingga fokus pembangunan Aceh sesuai MoU Helsinki tercapai. Bila tidak, kehancuran internal Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) diambang pintu.
Ia berpandangan, Malik Mahmud sebenarnya punya peran dan potensi yang besar dalam mendinginkan suasana terkait gerakan Din Minimi Cs.
"Sebenarnya tinggal membangun komunikasi dengan kelompok itu. Tentu komunikasi antara ayah dan anak.
Tgk Malik Mahmud sebagai ayah bisa komunikasi dengan Din Minimi yang memang anaknya semasa dalam kesatuan GAM. Wali Nanggroe itu cerdas dan punya kemampuan mendamaikan tapi kenapa hanya berdiam diri," ujar Bulee.
Bulee berharap kepada petinggi KPA dan PA untuk segera mencairkan suasana. Jangan sampai muncul Din Minimi lain di Aceh, seperti penyanderaan mobil Wakil Bupati yang juga Ketua PA Aceh Timur Syahrul Syama¿un beberapa waktu lalu juga ekses dari kekecewaan eks kombatan.
Karenanya, kata dia, Wali Nanggroe diharapkan bisa segera menyelesaikan semua persoalan internal KPA/PA agar rakyat Aceh bisa merasakan nikmat atas perjuangan yang telah berpuluh tahun dilakoni.
"Malik Mahmud bisa saja menggunakan kekuatannya sebagai mantan perdana menteri terlebih sekarang sudah menggantikan posisi almarhum Hasan Tiro sebagai Wali Nanggroe, menjadi sangat mudah baginya untuk mendamaikan agar semua selesai, jika ia berkenan," tutur Bulee Dada.
"Kita desak Wali Nanggroe bersikap dan dapat menyelesaikan persoalan kriminilatas bersenjata yang sebenarnya itu adalah bentuk kekecewaan eks kombatan terhadap kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai gubernur dan wakil gubernur," katanya saat dihubungi di Lhokeumawe, Senin.
Menurutnya, Malik Mahmud adalah mantan tokoh GAM yang dinilai mampu meredemkan kekecewaan eks kombatan yang terjadi selama ini.
Din Minimi misalnya, kata dia, tidak akan bergejolak jika pemerintahan Aceh di bawah pimpinan Zaini mampu mewujudkan janji-janji politiknya semasa kampanye.
Persoalan itu kemudian semakin pelik, ketika rong-rongan Din Minimi Cs tidak direspon Pemerintahan Zikir (Zaini-Muzakir). Namun, bila secepatnya direspon mungkin saja tidak akan meluas seperti sekarang, katanya.
"Pemimpin tidak merespon. Harusnya diakomodir dan mengayomi eks kombatan yang kecewa itu. Jika begini menjadi semakin sulit. Jadi kerjaan tambahan, seharusnya fokus menyejahterakan rakyat malah harus berjibaku dengan konflik internal," papar Muzamir yang akrab disapa Bulee Dada itu.
Dalam konteks itu, Bulee sangat mengharapkan Malik Mahmud tampil sebagai orang tua yang bisa mengayomi anak-anaknya (eks kombatan) sehingga fokus pembangunan Aceh sesuai MoU Helsinki tercapai. Bila tidak, kehancuran internal Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) diambang pintu.
Ia berpandangan, Malik Mahmud sebenarnya punya peran dan potensi yang besar dalam mendinginkan suasana terkait gerakan Din Minimi Cs.
"Sebenarnya tinggal membangun komunikasi dengan kelompok itu. Tentu komunikasi antara ayah dan anak.
Tgk Malik Mahmud sebagai ayah bisa komunikasi dengan Din Minimi yang memang anaknya semasa dalam kesatuan GAM. Wali Nanggroe itu cerdas dan punya kemampuan mendamaikan tapi kenapa hanya berdiam diri," ujar Bulee.
Bulee berharap kepada petinggi KPA dan PA untuk segera mencairkan suasana. Jangan sampai muncul Din Minimi lain di Aceh, seperti penyanderaan mobil Wakil Bupati yang juga Ketua PA Aceh Timur Syahrul Syama¿un beberapa waktu lalu juga ekses dari kekecewaan eks kombatan.
Karenanya, kata dia, Wali Nanggroe diharapkan bisa segera menyelesaikan semua persoalan internal KPA/PA agar rakyat Aceh bisa merasakan nikmat atas perjuangan yang telah berpuluh tahun dilakoni.
"Malik Mahmud bisa saja menggunakan kekuatannya sebagai mantan perdana menteri terlebih sekarang sudah menggantikan posisi almarhum Hasan Tiro sebagai Wali Nanggroe, menjadi sangat mudah baginya untuk mendamaikan agar semua selesai, jika ia berkenan," tutur Bulee Dada.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015