Sejumlah petani di Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) akhir-akhir ini mulai resah, karena harga pupuk terus melonjak di saat petani membutuhkan.
"Akibat naiknya harga pupuk, tidak semua petani di sini mampu membeli pupuk sehingga tanamannya dibiarkan," kata seorang petani di Kotabaru, Abu Bakar, Kamis.
Dia menjelaskan biasanya pupuk jenis urea nonsubsidi seharga Rp330.000 per zak, namun saat ini nak menjadi Rp525.000 per zak isi 50 kg.
Pupuk jenis KCL biasanya seharga kisaran Rp250.000 per zak, kini naik menjadi Rp385.000 per zak isi 50 kg.
Selain dua jenis pupuk tersebut yang naik, masih ada beberapa jenis pupuk yang banyak dibutuhkan petani, juga naik harganya.
Akibat naiknya harga pupuk tersebut, kata dia, tanaman yang biasanya mendapatkan pemupukan setiap batang tanaman kelapa sawit 1 kg, kini terpaksa dikurangi menjadi 0,5 kg.
Hal yang sama juga dirasakan oleh petani asal Kelumpang Hulu, Sugeng, dan sejumlah petani yang lainnya. Mereka terpaksa menyesuaikan dengan keuangan keluarga.
Selain masalah naiknya harga pupuk, petani juga dihadakapn pada kelangkaan jenis pupuk tertentu.
Mereka khawatir, apabila pemupukan dikurangi akan berdampak pada berkurangnya hasil Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Akibat naiknya harga pupuk, tidak semua petani di sini mampu membeli pupuk sehingga tanamannya dibiarkan," kata seorang petani di Kotabaru, Abu Bakar, Kamis.
Dia menjelaskan biasanya pupuk jenis urea nonsubsidi seharga Rp330.000 per zak, namun saat ini nak menjadi Rp525.000 per zak isi 50 kg.
Pupuk jenis KCL biasanya seharga kisaran Rp250.000 per zak, kini naik menjadi Rp385.000 per zak isi 50 kg.
Selain dua jenis pupuk tersebut yang naik, masih ada beberapa jenis pupuk yang banyak dibutuhkan petani, juga naik harganya.
Akibat naiknya harga pupuk tersebut, kata dia, tanaman yang biasanya mendapatkan pemupukan setiap batang tanaman kelapa sawit 1 kg, kini terpaksa dikurangi menjadi 0,5 kg.
Hal yang sama juga dirasakan oleh petani asal Kelumpang Hulu, Sugeng, dan sejumlah petani yang lainnya. Mereka terpaksa menyesuaikan dengan keuangan keluarga.
Selain masalah naiknya harga pupuk, petani juga dihadakapn pada kelangkaan jenis pupuk tertentu.
Mereka khawatir, apabila pemupukan dikurangi akan berdampak pada berkurangnya hasil Tandan Buah Segar (TBS) sawit.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021