Cucu Sultan Aceh yang juga pemimpin Darud Donya Cut Putri mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena telah ikut memperingati 17 tahun tsunami Aceh.
"Rakyat Aceh bahagia dan berterima kasih kepada Presiden Erdogan yang menyatakan bahwa Turki akan selalu mendukung Aceh dan akan terus melanjutkan hubungan persaudaraan kita," kata Cut Putri dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.
Sebelumnya, Presiden Turki Erdogan telah menyapa rakyat Aceh melalui rekaman video dalam rangka memperingati 17 tahun tsunami Aceh. Erdogan juga menyebut tentang Sultan Aceh yang meminta bantuan kepada Turki.
Cucu Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu juga berterima kasih kepada Erdogan karena secara khusus menyebutkan tentang kisah nenek moyang bangsa Aceh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Kahhar (1539-1572), yang meminta bantuan kepada nenek moyang Presiden Erdogan Sultan Sulaiman Al Qanuni (1520-1566) Turki Utsmani, dalam melawan imperialisme Portugis di Malaka.
Cut Putri mengatakan, sejak ratusan tahun lalu hingga hari ini, Turki memiliki nilai istimewa di hati rakyat Aceh karena dianggap telah berjasa kepada Aceh. Dukungan dan bantuan Turki adalah kebanggaan tersendiri bagi rakyat Aceh.
Persaudaraan antara Turki dan Aceh telah terjalin ratusan tahun, kata Cut Putri, ketika dulunya Aceh berada dalam kondisi darurat, utusan Sultan Aceh Panglima Nyak Dum datang ke Turki meminta bantuan, dengan membawa satu kapal penuh berisi lada dan berbagai hadiah lainnya.
Karena dua tahun menunggu, hanya tersisa secupak lada untuk diberikan ke Turki, namun Turki tetap membantu dengan sepenuh hati dan memberikan bantuan meriam, persenjataan serta mengutus ratusan perwira Turki terpilih untuk membantu Aceh.
Para perwira dan panglima perang Turki Utsmani kemudian menetap dan berketurunan di Aceh, hingga menjadi para raja dan ulama yang menjalankan Kesultanan Aceh Darussalam.
"Sehingga bagi orang Turki, Aceh adalah keturunan dari pendiri Kekhalifahan Turki Utsmani yakni Ghazi Osman (1258-1326). Semangat kepahlawanan pendiri kekhalifahan Turki Utsmaniyah itu terus menginspirasi Aceh hingga hari ini," ujarnya.
Cut Putri berharap hubungan kerjasama antara Aceh dan Turki terus berlanjut dari masa ke masa. Apalagi banyak hal yang dapat dikerjasamakan antara Aceh dan Turki.
"Kita memiliki banyak persamaan, karena bangsa Aceh dan bangsa Turki berasal dari nenek moyang yang sama. Peradaban Aceh turut dibangun oleh Turki. Kita adalah keluarga besar yang satu," demikian Cut Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Rakyat Aceh bahagia dan berterima kasih kepada Presiden Erdogan yang menyatakan bahwa Turki akan selalu mendukung Aceh dan akan terus melanjutkan hubungan persaudaraan kita," kata Cut Putri dalam keterangannya, di Banda Aceh, Selasa.
Sebelumnya, Presiden Turki Erdogan telah menyapa rakyat Aceh melalui rekaman video dalam rangka memperingati 17 tahun tsunami Aceh. Erdogan juga menyebut tentang Sultan Aceh yang meminta bantuan kepada Turki.
Cucu Sultan Jauharul Alam Syah Johan Berdaulat Zilullah Fil Alam itu juga berterima kasih kepada Erdogan karena secara khusus menyebutkan tentang kisah nenek moyang bangsa Aceh Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Kahhar (1539-1572), yang meminta bantuan kepada nenek moyang Presiden Erdogan Sultan Sulaiman Al Qanuni (1520-1566) Turki Utsmani, dalam melawan imperialisme Portugis di Malaka.
Cut Putri mengatakan, sejak ratusan tahun lalu hingga hari ini, Turki memiliki nilai istimewa di hati rakyat Aceh karena dianggap telah berjasa kepada Aceh. Dukungan dan bantuan Turki adalah kebanggaan tersendiri bagi rakyat Aceh.
Persaudaraan antara Turki dan Aceh telah terjalin ratusan tahun, kata Cut Putri, ketika dulunya Aceh berada dalam kondisi darurat, utusan Sultan Aceh Panglima Nyak Dum datang ke Turki meminta bantuan, dengan membawa satu kapal penuh berisi lada dan berbagai hadiah lainnya.
Karena dua tahun menunggu, hanya tersisa secupak lada untuk diberikan ke Turki, namun Turki tetap membantu dengan sepenuh hati dan memberikan bantuan meriam, persenjataan serta mengutus ratusan perwira Turki terpilih untuk membantu Aceh.
Para perwira dan panglima perang Turki Utsmani kemudian menetap dan berketurunan di Aceh, hingga menjadi para raja dan ulama yang menjalankan Kesultanan Aceh Darussalam.
"Sehingga bagi orang Turki, Aceh adalah keturunan dari pendiri Kekhalifahan Turki Utsmani yakni Ghazi Osman (1258-1326). Semangat kepahlawanan pendiri kekhalifahan Turki Utsmaniyah itu terus menginspirasi Aceh hingga hari ini," ujarnya.
Cut Putri berharap hubungan kerjasama antara Aceh dan Turki terus berlanjut dari masa ke masa. Apalagi banyak hal yang dapat dikerjasamakan antara Aceh dan Turki.
"Kita memiliki banyak persamaan, karena bangsa Aceh dan bangsa Turki berasal dari nenek moyang yang sama. Peradaban Aceh turut dibangun oleh Turki. Kita adalah keluarga besar yang satu," demikian Cut Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021