Subulussalam (ANTARA Aceh) - Taslim (20) warga Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dilaporkan sudah dua bulan lebih tidak kembali ke rumah. Sampai saat ini belum ada yang mengetahui keberadaanya.
Ibu korban, Nafsiah Buru Bako kepada wartawan di Subulussalam, Rabu mengatakan, ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari putra kedua dari enam bersaudara itu. Bahkan sampai ke Medan dan ke kantor Polda Sumatera Utara (Sumut).
"Saya sudah cari ke Berastagi, karena kabarnya ada warga yang melihat dia waktu ada di Pancur Batu, Deli Serdang. Namun setelah saya mencari ke sana ternyata tidak ketemu juga,"katanya.
Sejak awal kehilangan Taslim, ia mengaku sudah melaporkan ke Polsek Sultan Daulat agar putranya dapat ditemukan, namun sudah 87 hari juga belum kembali ke rumah. Berbagai upaya lainya juga sudah dilakukan namun tetap saja belum membuahkan hasil. Meski begitu Nafsiah belum putus asa sampai putranya itu berhasil ditemukan.
Nafsiah mengatakan saat meninggalkan rumah Taslim menggunakan celana jeans dan topi hitam. Taslim memiliki ciri-cir badan tinggi dan berkulit hitam.
"Saya berharap apabila ada orang melihatnya mohon dikabari (sms) ke nomor ini 081362630533," kata Nafsiah meminta nomor telepon itu turut dipublikasikan.
Ia mengatakan Taslim sebenarnya memiliki keterbelakangan mental pasca rumah mereka hangus terbakar pada tahun 2010 lalu. Namun, meski dalam kondisi tidak normal seperti manusia lainya, putranya itu dikenal pendiam dan tidak pernah mengganggu orang lain.
Sejak mengalami keterbelakangan mental, Taslim sangat sering berjalan kaki dari Namo Buaya menuju Simpang Kiri yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Terkadang ia sekali-kali menumpang mobil angkutan L300, setelah sampai ke Simpang Kiri ia kembali lagi ke Namo Buaya dengan menaiki mobil angkutan lainya atau berjalan kaki.
"Sebelumnya dia normal saja, berubah setelah peristiwa kebakaran itu, kadang kerjanya bolak balik dari Namo Buaya ke Simpang Kiri tapi dia tidak mengganggu orang lain," tambahnya.
Nafsiah berharap, kepada siapa saja yang melihat putranya tersebut agar bisa memberitahukan kepadanya melalui nomor telepon di atas. Sebagai warga miskin, Nafsiah tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan biaya, apalagi jika harus bolak balik Subulussalam-Medan mencari putranya itu.
Ia juga mengaku sudah mendatangi para normal yang ada di Subulussalam untuk mengetahui kondisi anaknya. "Kata dukun dia sekarang masih ada tapi tidak tahu berada di mana," ujarnya.
Ibu korban, Nafsiah Buru Bako kepada wartawan di Subulussalam, Rabu mengatakan, ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari putra kedua dari enam bersaudara itu. Bahkan sampai ke Medan dan ke kantor Polda Sumatera Utara (Sumut).
"Saya sudah cari ke Berastagi, karena kabarnya ada warga yang melihat dia waktu ada di Pancur Batu, Deli Serdang. Namun setelah saya mencari ke sana ternyata tidak ketemu juga,"katanya.
Sejak awal kehilangan Taslim, ia mengaku sudah melaporkan ke Polsek Sultan Daulat agar putranya dapat ditemukan, namun sudah 87 hari juga belum kembali ke rumah. Berbagai upaya lainya juga sudah dilakukan namun tetap saja belum membuahkan hasil. Meski begitu Nafsiah belum putus asa sampai putranya itu berhasil ditemukan.
Nafsiah mengatakan saat meninggalkan rumah Taslim menggunakan celana jeans dan topi hitam. Taslim memiliki ciri-cir badan tinggi dan berkulit hitam.
"Saya berharap apabila ada orang melihatnya mohon dikabari (sms) ke nomor ini 081362630533," kata Nafsiah meminta nomor telepon itu turut dipublikasikan.
Ia mengatakan Taslim sebenarnya memiliki keterbelakangan mental pasca rumah mereka hangus terbakar pada tahun 2010 lalu. Namun, meski dalam kondisi tidak normal seperti manusia lainya, putranya itu dikenal pendiam dan tidak pernah mengganggu orang lain.
Sejak mengalami keterbelakangan mental, Taslim sangat sering berjalan kaki dari Namo Buaya menuju Simpang Kiri yang jaraknya sekitar 10 kilometer. Terkadang ia sekali-kali menumpang mobil angkutan L300, setelah sampai ke Simpang Kiri ia kembali lagi ke Namo Buaya dengan menaiki mobil angkutan lainya atau berjalan kaki.
"Sebelumnya dia normal saja, berubah setelah peristiwa kebakaran itu, kadang kerjanya bolak balik dari Namo Buaya ke Simpang Kiri tapi dia tidak mengganggu orang lain," tambahnya.
Nafsiah berharap, kepada siapa saja yang melihat putranya tersebut agar bisa memberitahukan kepadanya melalui nomor telepon di atas. Sebagai warga miskin, Nafsiah tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan biaya, apalagi jika harus bolak balik Subulussalam-Medan mencari putranya itu.
Ia juga mengaku sudah mendatangi para normal yang ada di Subulussalam untuk mengetahui kondisi anaknya. "Kata dukun dia sekarang masih ada tapi tidak tahu berada di mana," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015