Istanbul (ANTARA Aceh) - Sekitar 1.500 warga suku kecil Turkmen Suriah lari ke perbatasan Turki untuk menghindari pertempuran di wilayah baratlaut negaranya, kata pejabat Turki, Minggu.

Turki menyampaikan keprihatinannya dalam beberapa hari belakangan atas serangan udara Rusia di wilayah yang mereka khawatirkan menindas pejuang oposisi Suriah dan memperkuat pemerintah Presiden Bashar Al Assad.

Sementara itu, pejuang Turkmen dukungan Turki melancarkan gerakan di Suriah utara untuk menguasai kembali wilayah yang saat ini diduduki kelompok Negara Islam (IS).

"Pada hari ini, sekitar 1.500 saudara kami dari Turkmen datang melalui perbatasan negara kami," kata Gubernur Hatay di perbatasan Suriah, Ercan Topaca, seperti dikutip kantor berita Turki.

"Tentu saja kami sangat siap untuk bertemu mereka kapan saja dibutuhkan, terutama saat musim dingin dimulai," katanya dengan menambahkan bahwa 575 unit tenda siap dikirimkan bersama selimut, makanan, dan peralatan kesehatan.

Turki menyatakan bahwa jumlah tersebut menjadikan total pengungsi dari Suriah mencapai 2,2 juta jiwa dalam empat tahun perang saudara dan Turki masih mempertahankan kebijakan "pintu terbuka" sambil memperingatkan bahwa kemampuan menerima lebih banyak pengungsi sangat terbatas.

Topaca mengatakan bahwa pihak berwenang sedang bersiap menghadapi kemungkinan gelombang baru migrasi dari wilayah terdampak perang, terutama 15 desa Turkmen yang berada di zona konflik dengan total populasi lebih dari 35.000 jiwa termasuk suku Arab.

Ankara menunjukkan kemarahannya terhadap serangan bom yang dilancarkan jet Rusia dan rezim Suriah di wilayah tersebut, dengan memanggil duta besarnya di Moskow pekan lalu sebagai bentuk protes.

Turkmen adalah suku kecil berbahasa Turki, yang tinggal bersama warga Arab dan Kurdi serta memiliki hubungan sangat mengkhawatirkan dengan pemerintah Suriah Bashar Al Assad dan ayahnya, Hafez.

Mereka memiliki hubungan dekat dengan Turki dan suku itu tampaknya menjadi sekutu dalam upaya menggulingkan Assad dari kekuasaannya.

(UU.M038)

Pewarta:

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015