Subulussalam (ANTARA Aceh) - Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Subulussalam, Aceh, mengaku prihatin melihat rendahnya disiplin guru yang mengajar di sekolah dasar wilayah pedalaman, karena tidak pernah aktif mengajar selama berbulan-bulan dan bahkan ada yang sampai setahun lebih.
"Inilah kondisi dan realitas pendidikan di Subulussalam sekarang ini, banyak guru yang jauh dari kota lepas tanggungjawab, sangat memprihatinkan apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan tanpa ada penanganan secara serius dari pemerintah untuk kemajuan pendidikan," kata Ketua MPD Kota Subulussalam, Jaminuddin di Subulussalam, Rabu.
Menurutnya, kondisi yang sudah berlangsung lama ini sebenarnya diketahui oleh kepada sekolah, namun meski sebagai penanggungjawab di sekolah itu, kepala sekolah yang bersangkutan tidak mampu berbuat apa-apa karena oknum guru memiliki hubungan famili dengan salah satu pejabat.
Akibatnya, guru tersebut hanya tercatat mengajar di sekolah itu namun tidak pernah datang untuk mengajar, katanya.
Hal ini paparkan oleh MPD Kota Subulussalam setelah melakukan monitoring dan evaluasi terkait kondisi pendidikan di wilayah perkotaan dan pedalaman di daerah itu.
Hasilnya terdapat banyak kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar mulai dari guru yang tidak aktif mengajar, sekolah becek akibat banjir, sekolah yang tidak memiliki pagar serta pelaksanaan upacara setiap hari Senin yang tidak pernah dilakukan sebagian sekolah.
"Inilah beberapa temuan MPD saat terun ke lapangan melihat realitas yang ada. Dan ini akan disampaikan kepada pemerintah pada saat Rekerda II akhir Desember ini," kata Jaminuddin.
Ia berharap rekomendasi ini nantinya terkait temuan yang dilakukan selama ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan kepada pemerintah untuk perbaikan pendidikan, tidak hanya di wilayah perkotaan saja tapi secara menyeluruh sampai ke pelosok, terutama penempatan guru PNS sesuai kebutuhan sekolah dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas.
Sehingga, lanjut dia, pada tahun 2016 tidak ada lagi guru yang bolos sampai bertahun-tahun, karena ini dapat menghambat kemajuan pendidikan di wilayah pedalaman.
"Karena hasil temuan banyak sekolah yang mengaku kekurangan guru PNS dan tidak adanya penjaga sekolah, sehingga pemerataan guru dan keamanan sekolah harus menjadi perhatian serius sebelum masuk tahun anggaran 2016," kata Jaminuddin.
Masalah lain, kata Jaminuddin banyak sekolah pedalaman Subulussalam yang tidak pernah melaksanakan upacara hari setiap Senin sampai berbulan-bulan bahkan ada yang bertahun-tahun. Kondisi ini sangat miris karena bisa membuat generasi muda ini krisis wawasan kebangsaan.
"Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter siswa yang saat ini sudah mulai menurun sikap sopan santun dan berani melawan orang tua. Maka apabila dari kecil tidak ditanamkan wawasan kebangsaan ini, dikhawatirkan generasi ke depan pemahaman tentang wawasan kebangsaan sangat minim, akibatnya rasa cinta mereka terhadap Tanah Air dan bangsa menjadi berkurang," katanya.
Ia mengatakan kondisi ini juga harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat, apalagi pemerintah pusat sedang giat-giatnya menggelar kegiatan wawasan kebangsaan mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota dan bahkan sampai ke wilayah pedalaman sekalipun.
"Maka sangat disayangkan apabila di sekolah pedalaman Subulussalam tidak melaksanakan upacara rutin hari Senin yang sebagaimana yang dilakukan oleh sekolah lainya," ujar dia.
Sekolah dasar itu itu adalah tempat pertama untuk memperkenalkan kepada siswa tentang nilai-nilai kebangsaan, namun sangat disayangkan ada kepala sekolah yang melupakan hal ini karena menganggap tidak terlalu penting, kata Jaminuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015
"Inilah kondisi dan realitas pendidikan di Subulussalam sekarang ini, banyak guru yang jauh dari kota lepas tanggungjawab, sangat memprihatinkan apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan tanpa ada penanganan secara serius dari pemerintah untuk kemajuan pendidikan," kata Ketua MPD Kota Subulussalam, Jaminuddin di Subulussalam, Rabu.
Menurutnya, kondisi yang sudah berlangsung lama ini sebenarnya diketahui oleh kepada sekolah, namun meski sebagai penanggungjawab di sekolah itu, kepala sekolah yang bersangkutan tidak mampu berbuat apa-apa karena oknum guru memiliki hubungan famili dengan salah satu pejabat.
Akibatnya, guru tersebut hanya tercatat mengajar di sekolah itu namun tidak pernah datang untuk mengajar, katanya.
Hal ini paparkan oleh MPD Kota Subulussalam setelah melakukan monitoring dan evaluasi terkait kondisi pendidikan di wilayah perkotaan dan pedalaman di daerah itu.
Hasilnya terdapat banyak kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar mulai dari guru yang tidak aktif mengajar, sekolah becek akibat banjir, sekolah yang tidak memiliki pagar serta pelaksanaan upacara setiap hari Senin yang tidak pernah dilakukan sebagian sekolah.
"Inilah beberapa temuan MPD saat terun ke lapangan melihat realitas yang ada. Dan ini akan disampaikan kepada pemerintah pada saat Rekerda II akhir Desember ini," kata Jaminuddin.
Ia berharap rekomendasi ini nantinya terkait temuan yang dilakukan selama ini menjadi bahan pertimbangan dan masukan kepada pemerintah untuk perbaikan pendidikan, tidak hanya di wilayah perkotaan saja tapi secara menyeluruh sampai ke pelosok, terutama penempatan guru PNS sesuai kebutuhan sekolah dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas.
Sehingga, lanjut dia, pada tahun 2016 tidak ada lagi guru yang bolos sampai bertahun-tahun, karena ini dapat menghambat kemajuan pendidikan di wilayah pedalaman.
"Karena hasil temuan banyak sekolah yang mengaku kekurangan guru PNS dan tidak adanya penjaga sekolah, sehingga pemerataan guru dan keamanan sekolah harus menjadi perhatian serius sebelum masuk tahun anggaran 2016," kata Jaminuddin.
Masalah lain, kata Jaminuddin banyak sekolah pedalaman Subulussalam yang tidak pernah melaksanakan upacara hari setiap Senin sampai berbulan-bulan bahkan ada yang bertahun-tahun. Kondisi ini sangat miris karena bisa membuat generasi muda ini krisis wawasan kebangsaan.
"Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan karakter siswa yang saat ini sudah mulai menurun sikap sopan santun dan berani melawan orang tua. Maka apabila dari kecil tidak ditanamkan wawasan kebangsaan ini, dikhawatirkan generasi ke depan pemahaman tentang wawasan kebangsaan sangat minim, akibatnya rasa cinta mereka terhadap Tanah Air dan bangsa menjadi berkurang," katanya.
Ia mengatakan kondisi ini juga harus mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat, apalagi pemerintah pusat sedang giat-giatnya menggelar kegiatan wawasan kebangsaan mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota dan bahkan sampai ke wilayah pedalaman sekalipun.
"Maka sangat disayangkan apabila di sekolah pedalaman Subulussalam tidak melaksanakan upacara rutin hari Senin yang sebagaimana yang dilakukan oleh sekolah lainya," ujar dia.
Sekolah dasar itu itu adalah tempat pertama untuk memperkenalkan kepada siswa tentang nilai-nilai kebangsaan, namun sangat disayangkan ada kepala sekolah yang melupakan hal ini karena menganggap tidak terlalu penting, kata Jaminuddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015