Ratusan mahasiswa  menggelar aksi unjuk rasa yang dipusatkan di Tugu Pelor Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, Senin siang.

“Kami menolak kenaikan harga BBM dan LPG,” kata selaku koordinator aksi unjuk rasa, Oges dalam orasinya, Senin.

Tidak hanya itu, mahasiswa yang mengenakan berbagai seragam almamater tersebut juga menolak  kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 11 persen.

Dalam orasi nya, mahasiswa juga mendesak DPRK Aceh Barat agar menyurati DPR Aceh untuk dapat mengatasi kelangkaan bahan pokok dan mengatasi lonjakan harga barang yang terjadi di Aceh.


Ada pun tuntutan lainnya yang disampaikan oleh mahasiswa diantaranya mendesak DPRK Aceh Barat agar menyurati DPRA untuk mengesahkan Qanun (Perda) Pertanahan, melakukan transparansi dana Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), serta transparansi penggunaan Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA).

Mahasiswa juga mendesak agar DPR Aceh juga segera merevisi Qanun (Perda) Jinayat Aceh, karena menurut mahasiswa dalam qanun tersebut masih banyak sejumlah pasal yang harus direvisi terkait pelaksanaan syariat Islam di Aceh.

Sementara itu, Ketua DPRK Aceh Barat Samsi Barmi didampingi sejumlah pimpinan dan anggota legislatif di hadapan mahasiswa mengatakan, pihaknya mendukung penuh tuntutan mahasiswa yang disampaikan dalam aksi unjukrasa tersebut.


Ia juga menyatakan DPRK Aceh Barat segera mengirimkan surat ke DPR Aceh terkait sejumlah tuntutan mahasiswa, agar sejumlah aspirasi tersebut bisa segera ditindaklanjuti.

“Hari ini suratnya kami siapkan dan di teken untuk di kirim ke Banda Aceh,” kata Samsi Barmi yang disambut riuh tepuk tangan mahasiswa.

Usai menyampaikan aspirasinya, ratusan mahasiswa sekitar pukul 11.37 WIB membubarkan diri secara tertib.
 

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022