Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh memfokuskan upaya pelebaran dan pelurusan sungai untuk membuka akses debit air sebagai upaya alternatif pencegahan bencana alam banjir akibat tingginya curah hujan.

Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Saiful AB di Meulaboh, Selasa mengatakan bahwa upaya pencegahan lebih diutamakan untuk membebaskan semua kawasan dari terjangan banjir luapan sungai.

"Secara umum dapat kita sampaikan lebih kepada upaya pencegahan, sebagian sudah kita laksanakan seperti membelah mulut muara, normalisasi dan banyak kegiatan lain bersifat pencegahan telah kita programkan untuk 2016," katanya.

Saiful AB menjelaskan, kawasan Aceh Barat yang terdiri dari 12 kecamatan dengan 323 desa sangat rentan dilanda banjir akibat luapan sungai Mereubo dan Woyla, karena itu upaya pencegahan lebih dititik beratkan pada penangganan sungai yang melingkari kawasan itu.

Kata dia, Pemkab Aceh Barat terus melakukan loby anggaran melalui BPBA dan BNPB pusat sehingga mendapat kucuran dana bantuan tambahan untuk upaya penanganan besar yang telah diprogramkan berdasarkan hasil perencanaan sejumlah instansi terkait.

Sebagian rencana besar yang telah diprogramkan dalam rencana aksi lintas sektoral seperti memperlebar sungai yang sempit, meluruskan sungai yang berliku-liku serta pendalaman sungai yang sudah dangkal.

"Apabila mendapat kucuran dana dari pusat atau Provinsi Aceh itu akan segera kita lakukan, seperti sungai sempit kita perlebar yang dangka kita dalamkan termasuk meluruskan sungai Woyla, itu sebagian rencana besar kita," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan,  secara analisis beberapa instansi terkait Pemkab Aceh Barat yang mendesak adalah dilakukan segera penangganan sungai untuk minimalisir kejadian banjir, terutama sekali di Kecamatan Woyla Raya yang sering menjadi pintu awal banjir hantaran ke kawasan lain.

Meski demikian, BPBD sendiri juga terus berupaya melakukan upaya mitigasi atau mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana, melalui pelatihan maupun memberdayakan kembali masyarakat desa dan kecamatan tanguh bencana.

Pemkab Aceh Barat sangat berharap adanya uluran tangan pemerintah atasan untuk dukungan anggaran aksi besar yang telah diprogramkan tersebut karena bencana alam banjir besar selalu menerjang tanpa mengenal waktu.

"Sepanjang 2015 lalu kita tiga kali dilanda banjir besar, pada April, kemudian Nopember dan terakhir pada Desember 2015. Untuk kerugian material sudah sangat besar, baik masyarakat maupun pemerintah karena itu kita sangat membutuhkan anggaran besar untuk upaya pencegahan banjir ini," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016