Universitas Syiah Kuala (USK) mengukuhkan lima guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dipimpin oleh Ketua Senat, Prof. Dr. Ir. Abubakar, MS.
Ada pun ke lima profesor tersebut adalah Prof. Dr. A. Halim, M.Si, Prof. Dr. Eng. Ir. Sugiarto, ST., M.Eng, Prof. Dr. Drs. Mukhlis Yunus, MS, Prof. Dr. Ir. Agussabti, M.Si dan Prof. Dr. drh. Muhammad Hambal.
“Alhamdulillah, laju pertumbuhan jumlah profesor di USK masih relatif terjaga, bahkan cenderung meningkat dalam dua tahun terakhir,” kata Rektor USK Prof Marwan di Darussalam, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan saat ini jumlah dosen USK yang berusia relatif muda, bergelar doktor, dan memiliki jabatan fungsional lektor kepala cukup banyak.
USK saat ini memiliki 413 orang dosen yang berjabatan lektor kepala.
“Kita sangat berharap, bahwa mereka yang saat ini berjabatan lektor kepala, segera mencapai jabatan fungsional tertinggi mereka,” kata Rektor.
Rektor menilai kepakaran kelima profesor baru ini sangat penting bagi kemaslahatan ummat.
Misalnya Kajian Prof. Halim dalam pendidikan sains sangat penting untuk mengatasi permasalahan peserta didik selama ini dalam memahami sains.
Karena kegagalan dalam memahami sains ternyata mempengaruhi upaya peningkatan kompetensi lainnya.
“Prof. Halim mencoba untuk mengatasi permasalahan ini melalui pendekatan e-learning yang terintegrasi,” kata Rektor.
Lalu Prof. Sugiarto melalui kajiannya berupaya mengatasi permasalahan transportasi yang terus menghantui kita selama ini, yaitu masalah kemacetan.
Prof. Sugiarto menganalisis permasalahan transportasi tersebut dengan mengembangkan Disagregat model. Sebuah model yang dibangun berdasarkan teori perilaku rasional dalam pengambilan keputusan pergerakan transportasi.
“Kajian ini sangat tepat untuk diterapkan. Karena dapat digunakan untuk mengkaji efektivitas kebijakan transportasi. Dengan demikian, kita bisa menemukan formula kebijakan yang efektif untuk mengurai permasalahan transportasi selama ini,” kata Rektor.
Prof. Mukhlis Yunus, MS yang berupaya menganalisis motivasi kerja aparatur pemerintah sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
Kajiannya berhasil menyiratkan temuan, bahwa upaya untuk meningkatkan kinerja ASN, harus difokuskan pada upaya peningkatan motivasi mereka dengan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif, pemberdayaan ASN yang proporsional dan profesional, pengembangan talenta potensial, dan pengaturan skema pengembangan karir profesional, tepat sasaran dan tidak tebang pilih dan pilih kasih.
Selanjutnya, Prof. Agussabti yang mengkaji tentang bagaimana menerapkan kebijakan penyuluhan pertanian berbasis digital.
Sebab selama ini kegiatan penyuluhan pertanian, khususnya di Aceh masih dilaksanakan secara konvensional.
Akibatnya, kegiatan penyuluhan menjadi kurang dinamis dan kurang optimal di tengah kemajuan teknologi, khususnya bidang teknologi digital.
“Kajian Prof. Agussabti ini merupakan inovasi pertanian yang sangat penting. Sebab hasil kajian ini mampu menjawab berbagai permasalahan pada kegiatan penyuluhan pertanian selama ini,” kata Rektor.
Kemudian Prof. Hambal yang meneliti bagaimana mengatasi penyakit parasit zoonosis dengan pendekatan metode parasitologi molekular, karena selama ini upaya mengatasi penyakit parasit biasanya menggunakan obat kimia yang beredar di pasaran.
Oleh sebab itu, perlu upaya mengurangi penggunaan obat kimia tersebut serta berusaha mencari obat baru yang alami.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022