Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pedagang ikan segar di sejumlah pasar tradisional di wilayah timur Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mengeluh kesulitan mendapatkan pasokan es batu batangan untuk mengawetkan ikan segar.

"Karena kekurangan es batangan, kami merugi karena harga ikan anjlok bahkan hanya membusuk," kata Toke Roeh, seorang pedagang ikan di pasar tradional Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara, Sabtu.

Sulitnya mendapatkan es batangan sudah terjadi dalam sepekan terakhir, hal itu akibat pasokan es batangan ke pasar tersebut, sangat minim.

Biasanya kebutuhan pasokan es batangan untuk pasar Jambo Aye dan wilayah sekitarnya didatangkan dari Punteut, Kota Lhokseumawe.

Bahkan karena kurangnya pasokan es batangan dimaksud, yang digunakan untuk pengawetan ikan segar. Para pedagang terpaksa membuang ikan apabila tidak mungkin lagi dijual, atau dijadikan ikan olahan.  
   
Selama ini ikan yang dijual pedagang banyak yang busuk karena es batangan yang di pasok sudah kurang,  bahkan jika dihitung-hitung, setiap hari dipasar harus membuang ikan karena  telah busuk, yang mencapai dua hingga tiga Fiber atau sekitar  sekitar 110 kilogram dengan kerugian kerugian mencapai Rp5 juta.

Akibat kurangnya pasokan es batangan dari daerah produsen es batangan di Lhokseumawe, pedagang terpaksa mengunakan es batu hasil produksi rumahan. Namun, jumlahnya tentu saja tidak mencukupi dengan tingkat kebutuhan pedagang ikan.  
   
Selama ini pedagang ikan di pasar Panton Labu hanya mengandalkan es batangan yang di pasok dari Lhokseumawe, namun pasokannya terbatas sehingga kami terpaksa pedagang membeli es batu di rumah-rumah warga.

Pewarta: Pewarta : Mukhlis

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016