Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Tgk Irhafa Manaf membantah dirinya telah dicopot dari jabatan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (DPW PA) Kabupaten Aceh Selatan.

Ia mengatakan di Tapaktuan, Minggu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Aceh dan Komite Peralihan Aceh (DPP PA/KPA) H Muzakir Manaf tidak pernah mengucapkan pencopotan jabatan dirinya termasuk pembekuan roda organisasi Partai Aceh dan KPA Aceh Selatan.

Namun, ia mengakui, belasan kader partai dan anggota KPA Aceh Selatan telah menghadap Muzakir Manaf di Banda Aceh beberapa waktu lalu menuntut pelengseran dirinya.

"Merespon tuntutan tersebut, Muzakir hanya menyatakan meminta waktu selama satu bulan ke depan untuk mengevaluasi kinerja saya," tegas Tgk Irhafa Manaf.

Dalam kesempatan itu, Tgk Irhafa juga mengklarifikasi terkait ketidakhadirannya pada acara rapat (duek pakat ban sigom Aceh Selatan) yang berlangsung di Hotel Chaterin, Tapaktuan, Kamis (28/4).

Menurutnya, segelintir oknum KPA dan kader Partai Aceh di Kabupaten Aceh Selatan diduga memang sejak dari awal telah menyusun strategi khusus menyelenggarakan acara tersebut secara tertutup di luar Kantor DPW PA Aceh Selatan.

Diapun sudah membaca gerakan-gerakan oknum tertentu untuk melengserkannya dari posisi Ketua DPW PA dan KPA daerah itu.

"Keputusan menggelar acara 'duek pakat' secara tertutup di sebuah hotel di Tapaktuan patut kita pertanyakan. Sebab kita memiliki kantor dengan alamat yang jelas dan siap menerima kedatangan kawan-kawan setiap saat," katanya.

Jika memang ingin menggelar 'duek pakat' kenapa tidak dilaksanakan secara resmi di kantor partai, kenapa harus sembunyi-sembunyi di tempat tertutup, sesal Tgk Irhafa Manaf.

Ia mengakui pihaknya telah melaporkan secara langsung kepada Mualem panggilan akrab Muzakir Manaf terkait tudingan yang penuh kekeliruan dan cenderung menyesatkan itu.

"Sudah saya laporkan secara langsung kepada Mualem dan beliau meminta kepada saya agar tidak terpengaruh dengan isu-isu yang macam-macam. Mualem meminta agar terus bekerja semaksimal mungkin di lapangan dalam rangka memenangkan beliau sebagai bakal calon Gubernur Aceh pada Pilkada 2017,"  kata Irhafa mengutip keterangan Mualem.

Dalam kesempatan itu, sambung Irhafa, Mualem kembali menegaskan komitmennya bahwa tidak ada kebijakan pergantian Ketua DPW PA dan KPA Aceh Selatan dalam waktu dekat ini.

"Tidak ada pergantian dalam waktu dekat ini. Segala sesuatunya nanti kita selesaikan setelah Pilkada Gubernur," tegas Irhafa Manaf menirukan ucapan Mualem.

Pihaknya, kata Irhafa Manaf, sangat menyesalkan dilakukan gerakan pelengseran terhadap dirinya oleh segelintir oknum kader Partai Aceh dan anggota KPA, hanya gara-gara rasa kecurigaan dan tuduhan bahwa DPW Partai Aceh Kabupaten Aceh Selatan akan mengarahkan dukungan politik kepada calon incumbent  H T Sama Indra untuk maju kembali pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan tahun 2018.

"Tuduhan itu saya nilai terlalu mengada-ngada, sebab prinsip saya adalah membuka pintu selebar-lebarnya kepada semua pihak, terutama pihak dari luar anggota KPA dan kader partai, sebab partai ini milik seluruh rakyat Aceh bukan milik segelintir oknum tertentu saja," tegasnya.

Khusus terhadap Sama Indra yang saat ini sedang menjabat Bupati Aceh Selatan, menurut Tgk Irhafa Manaf, sudah sewajarnya jika Partai Aceh memasukkan namanya ke dalam daftar bakal calon kandidat yang akan dilirik dan diajak untuk diusung oleh partai tersebut.

"Meskipun hal itu belum bersifat final dan mengikat, tapi kan tidak ada salahnya jika Partai Aceh terus memantau kinerja yang bersangkutan. Apalagi yang bersangkutan telah membuktikan kinerjanya kepada rakyat Aceh Selatan melalui sejumlah gebrakan pembangunan yang telah direalisasikan di lapangan," paparnya.

Sebab, sambung Irhafa Manaf, dirinya selaku pimpinan Partai Aceh dan KPA di Aceh Selatan, tidak ingin melihat kader partai dan anggota KPA kembali terpuruk seperti yang terjadi pada Pilkada 2012.

"Intinya bahwa saya tidak ingin melihat teman-teman saya kembali terpuruk atau ibaratnya jatuh ke lubang yang sama. Kita semua harus belajar dari pengalaman Pilkada 2012, yakni akibat masing-masing pihak mempertahankan ego sektoral, sehingga Partai Aceh menuai kekalahan. Sikap saya ini bukan dalam artian telah resmi mengusung Sama Indra, tapi membuka pintu selebar-lebarnya terhadap calon dari luar yang dinilai memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi, mari kita buktikan nanti di lapangan," katanya.
 

Pewarta: Pewarta : Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016