Ratusan massa dari Aliansi mahasiswa dan pemuda di Pidie berunjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie menuntut menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa di Kabupaten Pidie pada Rabu itu dikawal ketat dari Polres Pidie, mereka bergerak dari titik kumpul di lapangan wakaf Tgk Chik Dianjong dan berjalan melewati Simpang Empat lampu merah menuju kantor DPRK.
Negosiator unjuk rasa, Muhammad Pria Alghazi mengatakan unjuk rasa tersebut salah satunya tuntutannya menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kenaikan harga BBM menjadi pukulan bagi masyarakat, ," kata Pria Alghazali.
Mereka juga meminta kepada pemerintah untuk mencabut Keputusan Menteri ESDM Nomor 218. K/MG.01/MEM.M/2022 tentang harga jual eceran jenis BBM.
Selain itu, massa protes terhadap penanganan stunting gizi dan pertumbuhan anak di Kabupaten Pidie. Mereka menilai Dinas Kesehatan tidak serius dalam penanganan kasus tersebut karena data yang dikeluarkan berbeda dengan data yang didapatkan di Puskesmas.
Mereka juga meminta, dinas terkait mempertanggungjawabkan data-data serta anggaran yang telah di alokasikan terhadap penanganan stunting di Pidie.
Selanjutnya, massa menyoroti nasib tenaga bakti dan honorer tidak di SK-kan di Pemkab Pidie dan tidak mendapatkan gaji hanya saja mendapat sedekah dari ASN. Begitu juga dengan gaji PPPK yang belum dibayarkan oleh pemkab Pidie sejak dikontrak Mei 2022.
Mereka meminta ke pihak terkait untuk mempersiapkan event PORA XIV 2022 di Pidie dengan baik hingga waktu yang telah ditentukan 10 Desember 2022.
Aksi sempat ricuh di saat mereka mempertanyakan keberadaan Ketua DPRK, Mahfuddin Ismail, yang tidak berada di lokasi. Info yang diperoleh Mahfuddin Ismail sedang dalam perjalanan dari Kutacane menuju ke Pidie.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022