Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Simeulue, Aceh, menyebutkan tidak ada kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten kepulauan tersebut sejak tiga tahun terakhir

"Kasus kematian akibat DBD yang terakhir terjadi di Simeulue pada 2019," kata Pejabat Fungsional Bidang Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Revita Devayan Simeulue di Simeulue, Jumat.

Tidak adanya kematian akibat, kata Revita Devayan, karena penanganan terhadap pasien terjangkit demam berdarah cepat dilakukan. Selain itu, masyarakat juga cepat melaporkan jika ada yang terjangkit penyakit tersebut.

Revita Devayan mengatakan meski tidak ada kasus kematian karena DBD selama kurun waktu tiga tahun terakhir, bukan berarti tidak ada warga Simeulue yang terjangkit penyakit tersebut. 

"Hingga September 2022 ini, ada lima kasus demam berdarah. Kini, semua pasien demam berdarah tersebut sudah sembuh," kata Revita Devayan menyebutkan.

Revita Devayan mengatakan kasus DBD yang banyak ditemukan di Simeulue berada di Kecamatan Simeulue Timur atau di pusat ibu kota kabupaten tersebut. 

Penyebab banyaknya kasus DBD di pusat ibu kota tersebut disebabkan kondisi padat penduduk. Selain itu, di lingkungan tersebut kurang dibersihkan, sehingga bersarang nyamuk penyebab demam berdarah.

Untuk penanganannya, kata Revita Devayan, pihaknya terus melakukan pengasapan serta menyalurkan bantuan lainnya untuk memberantas nyamuk penyebab demam berdarah.

Selain, mengerahkan petugas untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga kebersihan lingkungan, sehingga nyamuk penyebab demam berdarah tidak bisa berkembang.

"Dalam menangani DBD juga mengalami kendala, di antaranya anggaran yang terbatas. Kendala tersebut bukan hambatan karena ada dukungan masyarakat dalam mencegah penyakit demam berdarah," kata Revita Devayan.
 

Pewarta: Ade Irwansah

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022