Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan masyarakat tetap memerlukan vaksinasi booster atau dosis ketiga walaupun kasus COVID-19 sudah melandai dan akhir pandemi tampaknya sudah terlihat.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 Oktober lalu menunjukkan kasus di wilayah Asia Tenggara turun 17 persen.
Dia dalam pernyataannya kepada ANTARA, Minggu, mengungkapkan, sesuai pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, orang-orang harus melakukan upaya maksimal di etape terakhir menuju akhir pandemi.
"Upaya maksimal ini tentu termasuk vaksinasi booster yang kita semua perlukan," ujar Prof Tjandra.
Menurut dia, garis akhir pandemi dapat menjadi luput atau semakin lama tercapai, bila orang-orang lengah melakukan upaya maksimal ini.
Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu kemudian menyoroti, vaksinasi lengkap dua dosis di Indonesia yang masih sekitar 62 persen dari total penduduk.
"Jadi masih harus ditingkatkan," kata dia.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada 8 Oktober 2022 menunjukkan penerima vaksinasi pertama mencapai 204.690.338 orang dan kedua yakni 171.310.100 orang dari target sasaran vaksinasi nasional 234.666.020 orang. Sementara penerima vaksinasi ketiga yakni 64.007.521 orang.
Prof Tjandra kemudian memberikan alasan lain masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster tetap perlu menerimanya, yakni karena dunia belum sepenuhnya aman. Data mencatat, di beberapa negara Eropa dalam beberapa minggu terakhir ini terjadi peningkatan kasus.
Data WHO pada Rabu (5/10) menunjukkan kasus di Uni Eropa (UE) mencapai 1,5 juta pada minggu lalu atau naik 8 persen dari minggu sebelumnya, walau secara global jumlah kasus terus menurun.
Prof Tjandra menambahkan, selain vaksin COVID-19, orang-orang juga perlu mendapatkan vaksin untuk penyakit lain seperti influenza, meningitis dan pneumokok.
"Jadi pada beberapa penyakit termasuk COVID-19 memang kita perlu dapat vaksin, ada atau tidaknya pandemi," demikian kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru Besar FKUI: Vaksinasi "booster" diperlukan walau kasus melandai
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 Oktober lalu menunjukkan kasus di wilayah Asia Tenggara turun 17 persen.
Dia dalam pernyataannya kepada ANTARA, Minggu, mengungkapkan, sesuai pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, orang-orang harus melakukan upaya maksimal di etape terakhir menuju akhir pandemi.
"Upaya maksimal ini tentu termasuk vaksinasi booster yang kita semua perlukan," ujar Prof Tjandra.
Menurut dia, garis akhir pandemi dapat menjadi luput atau semakin lama tercapai, bila orang-orang lengah melakukan upaya maksimal ini.
Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu kemudian menyoroti, vaksinasi lengkap dua dosis di Indonesia yang masih sekitar 62 persen dari total penduduk.
"Jadi masih harus ditingkatkan," kata dia.
Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pada 8 Oktober 2022 menunjukkan penerima vaksinasi pertama mencapai 204.690.338 orang dan kedua yakni 171.310.100 orang dari target sasaran vaksinasi nasional 234.666.020 orang. Sementara penerima vaksinasi ketiga yakni 64.007.521 orang.
Prof Tjandra kemudian memberikan alasan lain masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster tetap perlu menerimanya, yakni karena dunia belum sepenuhnya aman. Data mencatat, di beberapa negara Eropa dalam beberapa minggu terakhir ini terjadi peningkatan kasus.
Data WHO pada Rabu (5/10) menunjukkan kasus di Uni Eropa (UE) mencapai 1,5 juta pada minggu lalu atau naik 8 persen dari minggu sebelumnya, walau secara global jumlah kasus terus menurun.
Prof Tjandra menambahkan, selain vaksin COVID-19, orang-orang juga perlu mendapatkan vaksin untuk penyakit lain seperti influenza, meningitis dan pneumokok.
"Jadi pada beberapa penyakit termasuk COVID-19 memang kita perlu dapat vaksin, ada atau tidaknya pandemi," demikian kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guru Besar FKUI: Vaksinasi "booster" diperlukan walau kasus melandai
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022