Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Satker 11 Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Provinsi Aceh mengerahkan alat berat untuk mengatasi tanah longsor di kawasan Gunung Alue Kriet, Kabupaten Aceh Selatan, yang mengakibatkan lumpuhnya transportasi darat, Senin malam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Aceh Selatan, Erwiandi di Tapaktuan, Selasa mengatakan, setelah alat berat menyingkirkan tanah longsor maka arus transporasi kembali lancar.

Ia menyatakan, setelah koordinasikan dengan Satker 11 BMCK Provinsi Aceh yang siaga di Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya, langsung alat berat bergerak ke lokasi longsor sekitar pukul 22.30 WIB.

Namun kedatangan mereka agak sedikit terlambat karena terhalang tiang listrik PLN yang tumbang di atas badan jalan di Desa Labuhan Tarok, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan.

Menurut Erwiandi, alat berat dozer yang dikerahkan Satker 11 BMCK Aceh baru sampai ke lokasi sekitar pukul 23.30 WIB malam dan setelah dilakukan langkah penanganan selama 1 jam, tumpukan tanah longsor di tiga titik di kawasan Gunung Alue Kriet, berhasil dibersihkan untuk sekedar lewat mobil.

"Setelah mendapat penanganan, lintasan jalan negara di kawasan Gunung Alue Kriet kembali normal Selasa dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, namun kendaraan yang melintas masih sistem buka tutup dengan pengawasan langsung dari aparat TNI/Polri di lokasi," ujarnya.

Dia menambahkan, langkah pembersihan tanah longsor di kawasan Gunung Alue Kriet tersebut kembali dilanjutkan pada Selasa pagi, sehingga kondisi sekarang ini ruas jalan negara tersebut sudah normal kembali seperti biasa.

Selain di kawasan Gunung Alue Kriet, kejadian tanah longsor juga terjadi di kawasan Gunung Desa Panjupian, Kecamatan Tapaktuan pada Senin (18/7) malam. Namun kejadian tanah longsor tersebut tidak sampai melumpuhkan lalulintas Tapaktuan - Medan (Sumut) karena tanah longsor hanya menutupi sebagian badan jalan.

"Tanah longsor yang menutupi sebagian badan jalan di kawasan Gunung Desa Panjupian tersebut, telah dibersihkan oleh pihak Satker 12 BMCK Provinsi Aceh," kata Erwiandi.

Dalam kesempatan itu, Kepala BPBD Aceh Selatan juga menginformasikan bahwa hujan lebat yang mengguyur wilayah Aceh Selatan pada Senin (18/7) sore juga telah mengakibatkan terjadi banjir genangan di Desa Krueng Batu, Kecamatan Kluet Utara setinggi pinggang orang dewasa.

Pihak BPBD Aceh Selatan telah menyalurkan bantuan masa panik terhadap ratusan warga yang menjadi korban banjir genangan di Desa Krueng Batu pada Selasa pagi.

Hujan lebat yang mengguyur wilayah Aceh Selatan pada Senin sore hingga malam telah mengakibatkan terjadinya tanah longsor di beberapa titik dikawasan Gunung Alue Kriet, Kecamatan Sawang dan kawasan Gunung Desa Panjupian, Kecamatan Tapaktuan.

Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kejadian tanah longsor di kawasan Gunung Alue Kriet, perbatasan antara Kecamatan Sawang dengan Kecamatan Meukek telah mulai terlihat sejak pukul 18.00 WIB, namun tanah longsor tersebut tergolong tidak parah.

Seiring semakin derasnya intensitas hujan pada saat itu, sekitar pukul 22.00 WIB kejadian tanah longsor semakin parah. Bongkahan tanah longsor setinggi sekitar 3 meter menutupi badan jalan negara lintasan Tapaktuan ¿ Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya.  
    
Tanah longsor yang terjadi di tiga titik dikawasan Gunung Alue Kriet tersebut mengakibatkan arus lalu lintas lintasan Abdya - Tapaktuan lumpuh total selama lebih kurang 3 jam.

Antrian kendaraan roda dua dan roda empat terlihat berjejer dari kedua arah. Kendaraan dari arah Tapaktuan terlihat mengantri mulai dari Desa Mutiara sampai Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sawang. Sedangkan kendaraan dari arah Blangpidie mengantri mulai dari Desa Alue Meutuah sampai Desa Lhok Aman, Kecamatan Meukek.

Informasi yang dihimpun wartawan, pada Senin malam juga terjadi banjir bandang di Desa Lhok Aman dan Desa Labuhan Tarok, Kecamatan Meukek yang merendam ratusan rumah penduduk di kawasan itu.

Dampak dari bencana banjir bandang tersebut, ribuan warga yang bermukim di dua desa telah mengalami krisis air bersih, karena selama ini warga setempat menggantungkan kebutuhan air bersih pada aliran sungai kecil dari pegunungan wilayah setempat, namun akibat kejadian banjir bandang tersebut telah mengakibatkan tercemarnya aliran air di sungai bercampur lumpur.

Menyikapi bencana banjir bandang tersebut, Kepala BPBD Aceh Selatan, Erwiandi telah mengkoordinasikan dengan pihak PDAM Tirta Naga Tapaktuan dan pihak KPDL KP agar segera menyuplai air bersih menggunakan mobil tanki ke Desa Labuhan Tarok dan Desa Lhok Aman.
    
Tiang listrik tumbang
    
Kejadian banjir disertai tanah longsor yang terjadi di beberapa titik dalam wilayah Aceh Selatan juga mengakibatkan putusnya arus listrik PLN di beberapa desa akibat tumbangnya beberapa tiang listrik PLN.

Manager PLN Rayon Tapaktuan, Rizaldi mengatakan untuk wilayah kerjanya terdapat satu tiang listrik yang tumbang di Desa Sawang 1, namun tiang listrik yang tumbang tersebut telah berhasil ditangani pada Selasa pagi.

"Kalau di wilayah kerja saya hanya satu tiang listrik yang tumbang yakni di Desa Sawang 1. Sedangkan tiang listrik yang tumbang di Desa Labuhan Tarok itu menjadi kewenangan pihak PLN Rayon Labuhanhaji," kata Rizaldi.

Manager PLN Rayon Labuhanhaji, Mujiburahman mengatakan, akibat banjir bandang dan tanah longsor pada Senin malam, telah mengakibatkan sebanyak 3 tiang listrik tumbang di Desa Labuhan Tarok, Kecamatan Meukek.

Tiang listrik yang tumbang sebanyak 3 batang tersebut seluruhnya tiang pengantar tegangan menengah (20.000 volt) tersebut, hingga saat ini belum selesai dilakukan perbaikan oleh pihak PLN karena menunggu datangnya peralatan crane dari Kota Subulussalam.

Sedangkan sejumlah tiang listrik pengantar kabel bertegangan 380 volt yang turut tumbang di beberapa titik telah berhasil dilakukan perbaikan menggunakan tenaga manusia.

Sebenarnya, kata Mujiburrahman, peralatan crane dari Kota Subulussalam tersebut telah berangkat sejak Selasa pagi, namun karena gangguan tumbangnya tiang listrik terjadi sejak dari Kuta Fajar, Kecamatan Kluet Utara, sehingga penanganan harus dilakukan secara bertahap.

"Sampai saat ini sekitar 500 rumah penduduk di Desa Labuhan Tarok, Desa Lhok Aman dan Desa Alue Meutuah masih belum teraliri arus listrik PLN karena 3 travo masih padam. Kami memperkirakan paling lambat sampai Selasa malam langkah penanganan sudah selesai dilakukan jika peralatan crane sudah sampai ke lokasi," jelasnya.

Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016