Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai perhelatan Presidensi G20 Indonesia berpotensi mendukung perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.
"Kita mengeluarkan suvenir untuk delegasi, yang kita minta untuk membuat suvenir adalah UMKM," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong dalam wawancara khusus bersama ANTARA di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) pada pertengahan tahun mengumumkan ada 20 UKM yang menjadi penyedia suvenir resmi untuk delegasi G20. Pemilihan UKM sebagai pemasok suvenir adalah komitmen pemerintah untuk mempromosikan potensi dan kearifan lokal Indonesia kepada negara sahabat.
Dua jenis produk UMKM Indonesia, yaitu makanan dan kerajinan tangan mampu menggaet pangsa pasar yang kuat di mancanegara. Oleh karena itu, produk herbal teh asal Nusa Tenggara Barat, yang terbuat dari daun kelor, dan jus sayur-buah dari Bali terpilih menjadi suvenir resmi untuk delegasi yang hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sementara untuk produk kriya atau kerajinan tangan, suvenir untuk KTT G20 berupa binder kayu dari Jawa Timur, tas etnik Bali, plakat wayang dari Jawa Tengah, jam tangan kayu asal Jawa Barat dan radio kayu dari Jawa Barat.
Kemenkop UKM menaksir rangkaian acara G20 bisa menciptakan 33.000 lapangan kerja baru dan nilai konsumsi senilai Rp1,7 triliun.
Usman menilai potensi ekonomi bagi UMKM tidak berhenti hanya pada KTT G20. Dengan memamerkan potensi yang dimiliki Indonesia, bisa saja delegasi kembali tertarik untuk datang lagi dengan tujuan wisata.
Kementerian Kominfo juga menjadikan momentum G20 sebagai ajang untuk memperkenalkan teknologi digital kepada UMKM, yaitu memperkenalkan pembayaran digital menggunakan kode QRIS.
Pemerintah juga mengadakan pameran Future SMEs Village di kawasan The Nusa Dua, berisi produk unggulan dari 300 UKM di Indonesia selama 10-19 November.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kita mengeluarkan suvenir untuk delegasi, yang kita minta untuk membuat suvenir adalah UMKM," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong dalam wawancara khusus bersama ANTARA di Nusa Dua, Bali, Sabtu.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) pada pertengahan tahun mengumumkan ada 20 UKM yang menjadi penyedia suvenir resmi untuk delegasi G20. Pemilihan UKM sebagai pemasok suvenir adalah komitmen pemerintah untuk mempromosikan potensi dan kearifan lokal Indonesia kepada negara sahabat.
Dua jenis produk UMKM Indonesia, yaitu makanan dan kerajinan tangan mampu menggaet pangsa pasar yang kuat di mancanegara. Oleh karena itu, produk herbal teh asal Nusa Tenggara Barat, yang terbuat dari daun kelor, dan jus sayur-buah dari Bali terpilih menjadi suvenir resmi untuk delegasi yang hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Sementara untuk produk kriya atau kerajinan tangan, suvenir untuk KTT G20 berupa binder kayu dari Jawa Timur, tas etnik Bali, plakat wayang dari Jawa Tengah, jam tangan kayu asal Jawa Barat dan radio kayu dari Jawa Barat.
Kemenkop UKM menaksir rangkaian acara G20 bisa menciptakan 33.000 lapangan kerja baru dan nilai konsumsi senilai Rp1,7 triliun.
Usman menilai potensi ekonomi bagi UMKM tidak berhenti hanya pada KTT G20. Dengan memamerkan potensi yang dimiliki Indonesia, bisa saja delegasi kembali tertarik untuk datang lagi dengan tujuan wisata.
Kementerian Kominfo juga menjadikan momentum G20 sebagai ajang untuk memperkenalkan teknologi digital kepada UMKM, yaitu memperkenalkan pembayaran digital menggunakan kode QRIS.
Pemerintah juga mengadakan pameran Future SMEs Village di kawasan The Nusa Dua, berisi produk unggulan dari 300 UKM di Indonesia selama 10-19 November.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022