Meulaboh (ANTARA Aceh) - Bupati Aceh Barat, Provinsi Aceh, H T Alaidinsyah menilai penerapan sistem "full day school" akan dapat mengganggu kultur masyarakat Aceh yang melaksanakan syariat Islam.

"Kita harus menyesuaikan waktu dengan adat istiadat di daerah. Kalau penerapan 'full day school' mengganggu aktivitas pengajian anak-anak, sesuai kultur wilayah, maka itu adalah sebuah masalah," katanya di Meulaboh, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan mengomentari sistem "full day school" untuk tingkat pendidikan dasar SD-SMP baik negeri maupun swasta yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Tujuan utama sistem tersebut membangun secara perlahan perilaku anak didik agar anak tidak sendirian di rumah sehingga anak tidak menjadi liar karena orang mereka belum pulang dari tempat kerja.

Sementara kultur atau kebiasaan di Kabupaten Aceh Barat, sebagian besar anak-anak (SD-SMP) pada jam sore setelah pulang sekolah mengaji di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ), ada juga sebagian mengikuti les atau belajar tambahan.

Menurut Alaidinsyah, secara resmi daerah tersebut belum menerima edaran ataupun petunjuk pelaksanaan sistem "full day school". Kalaupun diberlakukan secara menyeluruh tentunya harus mempertimbangkan kearifan lokal.

"Ya, kalau itu memang rencana pemerintah pusat maka akan kami lihat dulu seperti apa sebenarnya, sesuai tidak dengan daerah ini. Dalam hal ini juga harus didiskusikan dengan komite sekolah dan orang tua anak didik," tegasnya.

Sementara itu Ogek, salah seorang masyarakat Meureubo yang ditanyai sistem tersebut menyatakan tidak sepakat. Sebagai seorang ayah tentunya tidak ingin anaknya terlalu diperas tenaga di sekolah apalagi sampai meningalkan pengajian.

"Saya punya balai kecil TPQ, mengaji malam saja mereka tidak bisa menghafal karena terbentur banyak tugas sekolah. Jadi, kalau mereka full di sekolah kapan juga bisa mengaji," tegasnya.

Menurut dia, sistem tersebut tidak tepat bila dilakukan merata tanpa mengkaji kultur sebuah daerah maupun kemampuan satu daerah terhadap penyediaan sarana prasarana sekolah.

Menurut dia, mendatangkan guru mengaji ke sekolah tidak efektif pada jam-jam siang karena selama berada di sekolah tentunya anak didik mengerjakan tugas sekolah dan kebiasaan mereka mengaji kitab awal belajar Al Quran maupun yang sudah mampu membaca Al Quran akan ditingalkan.

"Yang sudah pasti jajan untuk anak berangkat ke sekolah bertambah, tidak mungkin selama anak berada di sekolah sampai sore mereka tidak makan siang dan tidak bermain sedikit bebas," katanya.

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016