Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Sabang mengajak masyarakat Pulau Weh itu untuk memenuhi kebutuhan anak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dalam upaya melindungi dari berbagai penyakit termasuk polio yang sudah ada kasus di Aceh.
Kepala Dinkes dan KB Kota Sabang Edi Suharto, Kamis, mengatakan menyusul terdeteksi empat kasus polio di Kabupaten Pidie, maka diharapkan orang tua di Sabang semakin ramai membawa anaknya imunisasi dasar lengkap (IDL), yang memang masih cukup rendah di Sabang.
“Cakupan imunisasi kita masih rendah, sekitar 30 persen untuk IDL, kalau dulu lebih rendah lagi di bawah 20 persen,” kata Edi Suharto saat dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Tidak hanya melindungi anak dari polio, tetapi juga dari penyakit yang juga cukup banyak ditemukan kasus di pulau paling barat Indonesia itu seperti campak dan difteri, karena cakupan imunisasi anak yang rendah.
Untuk polio, terakhir terdeteksi di Aceh Tenggara pada tahun 2006 yakni polio tipe satu. Menurut Edi, menyusul adanya kasus polio tipe dua ini makan harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk terus menjaga anak.
“Kalau kasus polio, kita memang belum ada di Sabang, jadi kalau ada warga yang mendapati anaknya polio maka kita imbau segera lapor,” ujarnya.
Saat ini, Sabang juga ikut melakukan penanggulangan kasus polio yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah penemuan kasus pertama kasus di Pidie. Pemkot Sabang juga terus berupaya mengedukasi masyarakat melalui promosi kesehatan ke wilayah-wilayah tentang penyakit lumpuh layu itu.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk membawa anaknya melakukan imunisasi polio massa pada 5 Desember 2022 mendatang, yang dilakukan secara serentak dengan daerah lain dalam upaya penanggulangan KLB kasus polio di Tanah Rencong.
“Saat ini kita terus edukasi dan promosi, pemberitahuan dulu kepada masyarakat. Untuk tindakan mungkin kita bersama-sama dengan kabupaten/kota lain pada 5 Desember vaksin massal polio,” ujarnya.
Seperti diketahui, Dinas Kesehatan Aceh mencatat empat kasus polio di Aceh yang terdeteksi di wilayah Mane, Kabupaten Pidie. Satu daerah empat anak itu masih harus menjalani terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.
“Kasus pertama sedang menjalani fisioterapi, sedangkan tiga kasus lagi berada di rumah masing-masing karena tidak bergejala,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman.
Menurut Iman, keempat anak yang terinfeksi virus polio ini sama sekali tidak memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap sehingga sangat berisiko tinggi tertular virus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Kepala Dinkes dan KB Kota Sabang Edi Suharto, Kamis, mengatakan menyusul terdeteksi empat kasus polio di Kabupaten Pidie, maka diharapkan orang tua di Sabang semakin ramai membawa anaknya imunisasi dasar lengkap (IDL), yang memang masih cukup rendah di Sabang.
“Cakupan imunisasi kita masih rendah, sekitar 30 persen untuk IDL, kalau dulu lebih rendah lagi di bawah 20 persen,” kata Edi Suharto saat dihubungi dari Banda Aceh, Kamis.
Tidak hanya melindungi anak dari polio, tetapi juga dari penyakit yang juga cukup banyak ditemukan kasus di pulau paling barat Indonesia itu seperti campak dan difteri, karena cakupan imunisasi anak yang rendah.
Untuk polio, terakhir terdeteksi di Aceh Tenggara pada tahun 2006 yakni polio tipe satu. Menurut Edi, menyusul adanya kasus polio tipe dua ini makan harus menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk terus menjaga anak.
“Kalau kasus polio, kita memang belum ada di Sabang, jadi kalau ada warga yang mendapati anaknya polio maka kita imbau segera lapor,” ujarnya.
Saat ini, Sabang juga ikut melakukan penanggulangan kasus polio yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah penemuan kasus pertama kasus di Pidie. Pemkot Sabang juga terus berupaya mengedukasi masyarakat melalui promosi kesehatan ke wilayah-wilayah tentang penyakit lumpuh layu itu.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk membawa anaknya melakukan imunisasi polio massa pada 5 Desember 2022 mendatang, yang dilakukan secara serentak dengan daerah lain dalam upaya penanggulangan KLB kasus polio di Tanah Rencong.
“Saat ini kita terus edukasi dan promosi, pemberitahuan dulu kepada masyarakat. Untuk tindakan mungkin kita bersama-sama dengan kabupaten/kota lain pada 5 Desember vaksin massal polio,” ujarnya.
Seperti diketahui, Dinas Kesehatan Aceh mencatat empat kasus polio di Aceh yang terdeteksi di wilayah Mane, Kabupaten Pidie. Satu daerah empat anak itu masih harus menjalani terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh.
“Kasus pertama sedang menjalani fisioterapi, sedangkan tiga kasus lagi berada di rumah masing-masing karena tidak bergejala,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman.
Menurut Iman, keempat anak yang terinfeksi virus polio ini sama sekali tidak memiliki riwayat imunisasi dasar lengkap sehingga sangat berisiko tinggi tertular virus.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022