Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Aceh mengeluarkan peringatan waspada akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Aceh pada 28 Desember 2022 sampai 8 Januari 2023.
"Aceh dalam periode akhir dan tahun baru 2022/2023 masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lama, dan cakupan wilayah yang luas, berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi (Banjir Bandang, Longsor, Angin Kencang, dan Gelombang Tinggi)," kata Weather Forecaster BMKG Aceh Stya Juangga Dirta, di Banda Aceh, Kamis.
Stya menyebutkan, beberapa wilayah berstatus siaga yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi itu antara lain Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Subulussalam dan Simeulue.
"Sedangkan untuk wilayah waspada, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang dan Gayo Lues," ujarnya.
Kata Stya, untuk beberapa wilayah perairan Samudera Hindia Barat Aceh juga patut waspada, karena tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25–2,5 meter. Lalu Perairan Utara Aceh dan Perairan Barat Aceh tinggi gelombang 0,01–1,25 meter.
Kemudian, untuk wilayah perairan Banda Aceh–Sabang, Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Lhokseumawe dan Perairan Meulaboh–Kepulauan Sinabang juga harus selalu waspada.
Stya juga menyebutkan, berdasarkan hasil analisis di wilayah Aceh, terpantau hasil prakiraan angin lapisan 3.000 feet, terdapat potensi daerah shearline (belokan) di sekitaran barat hingga selatan Aceh yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah selatan.
"Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, dan bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor," katanya.
Karen itu, dirinya meminta kepada pemerintah dan masyarakat Aceh untuk dapat memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air yang siap mengantisipasi peningkatan curah
hujan.
"Diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di Aceh dan selalu mengikuti informasi BMKG di media sosial," demikian Stya Juangga Dirta.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Aceh dalam periode akhir dan tahun baru 2022/2023 masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi lama, dan cakupan wilayah yang luas, berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi (Banjir Bandang, Longsor, Angin Kencang, dan Gelombang Tinggi)," kata Weather Forecaster BMKG Aceh Stya Juangga Dirta, di Banda Aceh, Kamis.
Stya menyebutkan, beberapa wilayah berstatus siaga yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi itu antara lain Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Subulussalam dan Simeulue.
"Sedangkan untuk wilayah waspada, yaitu Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Bener Meriah, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang dan Gayo Lues," ujarnya.
Kata Stya, untuk beberapa wilayah perairan Samudera Hindia Barat Aceh juga patut waspada, karena tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25–2,5 meter. Lalu Perairan Utara Aceh dan Perairan Barat Aceh tinggi gelombang 0,01–1,25 meter.
Kemudian, untuk wilayah perairan Banda Aceh–Sabang, Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Lhokseumawe dan Perairan Meulaboh–Kepulauan Sinabang juga harus selalu waspada.
Stya juga menyebutkan, berdasarkan hasil analisis di wilayah Aceh, terpantau hasil prakiraan angin lapisan 3.000 feet, terdapat potensi daerah shearline (belokan) di sekitaran barat hingga selatan Aceh yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di wilayah selatan.
"Kondisi ini dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, dan bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor," katanya.
Karen itu, dirinya meminta kepada pemerintah dan masyarakat Aceh untuk dapat memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air yang siap mengantisipasi peningkatan curah
hujan.
"Diharapkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di Aceh dan selalu mengikuti informasi BMKG di media sosial," demikian Stya Juangga Dirta.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022