Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur melarang permainan lato-lato dimainkan di lingkungan madrasah karena mengganggu belajar mengajar serta bisa jiwa yang memainkan.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Salamina di Aceh Timur, Jumat, mengatakan saat ini permainan lato-lato marak dimainkan anak-anak. Namun, permainan tersebut berpotensi mengancam jiwa yang memainkannya maupun yang menontonnya.
"Permainan ini berbahaya, bahkan kerap makan korban akibat tali bola lato-lato putus. Jadi, kami melarang permainan ini dimainkan di lingkungan madrasah, baik ibtidaiah, tsanawiah, maupun aliah,” kata Salamina.
Agar anak-anak tidak ketagihan bermain lato-lato, Salamina berharap pihak madrasah untuk mengontrol dan mengawasi setiap gerak-gerik anak didik, baik dalam kelas maupun ketika berada di luar kelas, seperti pekarangan kantin saat jam istirahat dan lingkungan musala waktu shalat.
Selain, kata Salamina, permainan lato-lato membuat kebisingan. Di mana, kencang bola lato-lato dimainkan, semakin besar suara yang dihasilkan. Kebisingan tersebut mengganggu proses belajar mengajar peserta didik di madrasah.
Di samping menimbulkan suara bising, tali bola lato-lato yang dimainkan dengan kencang berpotensi putus. Saat tali putus, bola lato-lato terlempar tidak terkontrol. Kondisi ini bisa saja bola lato-lato mengenai wajah yang memainkannya maupun yang menontonnya.
"Apabila bola lato-lato terlempar ke wajah, lebih bahayanya lagi jika terlempar kuat hingga mengenai mata pemain dan yang menontonnya, bukan tidak mungkin bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Karena itu, kami melarang permainan ini di lingkungan madrasah," kata Salamina.
Salamina mengatakan larangan itu dikeluarkan menyusul insiden permainan lato-lato di sejumlah daerah yang memakan banyak korban. Korban lato-lato mayoritas usia raudhatul athfal atau taman kanak-kanak maupun madrasah ibtidaiah atau sekolah dasar.
"Untuk mencegah atau menghindari agar permainan lato-lato tidak dimainkan di madrasah, maka guru harus memeriksa tas anak didik serta melakukan razia rutin. Hal ini dilakukan agar lingkungan madrasah bebas permainan lato-lato,” kata Salamina.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur, Salamina di Aceh Timur, Jumat, mengatakan saat ini permainan lato-lato marak dimainkan anak-anak. Namun, permainan tersebut berpotensi mengancam jiwa yang memainkannya maupun yang menontonnya.
"Permainan ini berbahaya, bahkan kerap makan korban akibat tali bola lato-lato putus. Jadi, kami melarang permainan ini dimainkan di lingkungan madrasah, baik ibtidaiah, tsanawiah, maupun aliah,” kata Salamina.
Agar anak-anak tidak ketagihan bermain lato-lato, Salamina berharap pihak madrasah untuk mengontrol dan mengawasi setiap gerak-gerik anak didik, baik dalam kelas maupun ketika berada di luar kelas, seperti pekarangan kantin saat jam istirahat dan lingkungan musala waktu shalat.
Selain, kata Salamina, permainan lato-lato membuat kebisingan. Di mana, kencang bola lato-lato dimainkan, semakin besar suara yang dihasilkan. Kebisingan tersebut mengganggu proses belajar mengajar peserta didik di madrasah.
Di samping menimbulkan suara bising, tali bola lato-lato yang dimainkan dengan kencang berpotensi putus. Saat tali putus, bola lato-lato terlempar tidak terkontrol. Kondisi ini bisa saja bola lato-lato mengenai wajah yang memainkannya maupun yang menontonnya.
"Apabila bola lato-lato terlempar ke wajah, lebih bahayanya lagi jika terlempar kuat hingga mengenai mata pemain dan yang menontonnya, bukan tidak mungkin bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Karena itu, kami melarang permainan ini di lingkungan madrasah," kata Salamina.
Salamina mengatakan larangan itu dikeluarkan menyusul insiden permainan lato-lato di sejumlah daerah yang memakan banyak korban. Korban lato-lato mayoritas usia raudhatul athfal atau taman kanak-kanak maupun madrasah ibtidaiah atau sekolah dasar.
"Untuk mencegah atau menghindari agar permainan lato-lato tidak dimainkan di madrasah, maka guru harus memeriksa tas anak didik serta melakukan razia rutin. Hal ini dilakukan agar lingkungan madrasah bebas permainan lato-lato,” kata Salamina.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023