Pj Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Darmansah menyatakan ada satu strategi yang dapat diambil oleh gampong dalam wilayah itu untuk menurunkan harga daging kerbau dan sapi yang melonjak tinggi setiap meugang puasa dan lebaran yang mencapai Rp200 ribu per kilogram.

Adapun strategi yang dimaksud tersebut yakni keuchik yang tersebar di 152 gampong masing-masing membeli dua ekor ternak kerbau dan sapi untuk dipotong hari meugang. 

"Keuchik dapat memaksimalkan peran unit usaha Badan Usaha Milik Desa untuk usaha beli ternak potong dagingnya dijual pada warga pada hari meugang dengan harga standar dan meraih keuntungan juga,” katanya. 

Menurut dia lewat program tersebut juga akan berdampak terhadap pendapatan BUMG dan ikut  meringankan beban masyarakat seiring adanya harga daging yang terjangkau.

"Ini peluang usaha BUMDes untuk membantu kebutuhan daging meugang masyarakat. Di samping itu Pemerintah desa juga ikut membantu menekan laju inflasi agar harga daging tidak melonjak lagi setiap hari meugang,” katanya.

Ia menyebutkan apabila setiap desa membeli dua ekor, jumlah ternak mencapai 304 ekor dan sudah cukup kebutuhan hari meugang. 

Ia meyakini jika strategi yang ditawarkan pada Keuchik (kepala desa) diikuti, makan dia optimistis harga daging pada hari Meugang tidak melonjak lagi seperti biasanya.

Adapun hari Meugang yang disebut Pj bupati Abdya itu adalah tradisi masyarakat Aceh memasak daging sehari sebelum Ramadhan, sebelum Idul Fitri dan sebelum Idul Adha. Tradisi ini dilakukan masyarakat tiga kali dalam setahun termasuk di Kabupaten Abdya. 

Biasanya masyarakat Abdya dari berbagai pelosok desa setiap hari meugang mereka ramai-ramai datang ke pasar daging "dadakan" di daerah aliran sungai Krueng Susoh untuk membeli daging segar yang baru dipotong oleh pedagang. 

Ratusan ekor ternak kerbau dan sapi di sembelih oleh pedagang di bantaran sungai itu lalu dijual dengan harga mencapai Rp200 ribu per kg.

Pewarta: M Ifdhal

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023