Meulaboh (ANTARA Aceh) - Sedikitnya 6.883 jiwa atau 1.925 kepala keluarga korban banjir di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengungsi karena banjir terus meluas, sementara satu orang warga dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penangulangan Bencana Derah (BPBD) Aceh Barat Iraidi di Meulaboh, Selasa, mengatakan banjir yang telah menggenangi delapan dari 12 kecamatan menyusul tingginya curah hujan pada Senin (17/10) malam.

"Kemarin banjir masih terjadi pada tujuh kecamatan, kemudian terus meningkat tadi malam. Hingga pagi ini kami terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial meminta agar segera dikirimkan logistik ke tempat-tempat pengungsian," katanya.

Adapun kecamatan yang dilanda banjir tersebut yakni Kecamatan Johan Pahlawan dengan 117 kepala keluarga (KK) atau 823 jiwa, Arongan Lambalek satu desa yaitu Woyla Timur, 113 KK atau 278 jiwa, Woyla Barat 897 KK atau  2.998 jiwa.

Kemudian Kecamatan Meureubo sebanyak 256 KK atau 1.010 jiwa, Kecamatan Kaway XVI 271 KK atau 1.025 jiwa, Bubon 30 KK atau 100 jiwa, kemudian Kecamatan Samatiga 104 KK atau 573 jiwa.

BPBD Aceh Barat bersama semua unsur yang terlibat telah melakukan evakuasi sebagian warga, kemudian mendirikan tenda pengungsian di Desa Pasie Masjid dan Gedung SKB Lapang, kemudian titik pengungsian selanjutnya di Desa Pasi Ara tepatnya di atas gunung Kecamatan Woyla Timur.

Akan tetapi menurut data yang dirilis, sebagian besar warga korban banjir tidak mengungsi pada titik disediakan karena fasilitas tenda darurat tidak mencukupi, bahkan juga belum tersedia dapur umum untuk pangan korban banjir.

"Persoalan logistik itu nanti Dinsos yang menangani, kami masih terus mendata kerusakan dan pengungsian warga korban banjir, sebab cuaca masih mendung. Kami khawatirkan banjir bisa meluas lagi," katanya.

Dalam laporan informasi resmi Pusdalop BPBD Aceh Barat dijelaskan selama bencana alam banjir besar untuk kedua kali sepanjang 2016 itu, satu orang warg Desa Pasie Masjid, Kecamatan Meureubo meningal dunia atas nama Banta Lidan (75).

Korban meninggal Senin (17/10) pukul 20.00 WIB karena sakit. Aparat desa bersama unsur muspida kabupaten saat ini dalam kondisi kesulitan mencari tempat pemakaman karena semua kawasan desa rata direndam air banjir.

Sementara itu informasi yang diperoleh langsung dari pihak desa setempat, sebelum meningal korban dalam kondisi sehat, bahkan rumah Banta Lidan belum semua terendam oleh genangan air banjir meluapnya Sungai Mereubo sehingga korban tidak keluar untuk mengungsi.

"Soal Logistik nanti dulu, saya saat ini sedang berada di rumah warga yang mengalami musibah meningal," kata Kepala Dinsosnaketrans Aceh Barat Shah Triza Putra Utama secara singkat melalui telepon selularnya.

    

Pewarta: Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016