Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh Brigjen Pol Sukandar mengatakan provinsi ujung barat itu kini menjadi pintu masuk penyelundupan narkoba dari luar negeri.
"Provinsi Aceh, terutama wilayah pantai timur, kini menjadi pintu masuk peredaran gelap narkoba. Kenyataan ini dibuktikan banyak pengungkapan kasus narkoba dari luar negeri," kata Sukandar di Aceh Selatan, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Sukandar dalam pertemuannya dengan jajaran pejabat di Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Pertemuan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan Cut Syazalisma.
Pertemuan tersebut juga dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Aceh Selatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di kabupaten pesisir barat selatan Provinsi Aceh tersebut.
Sepanjang Januari 2023 saja, kata Sukandar, BNN Provinsi Aceh mengungkap peredaran narkoba jenis sabu-sabu dengan berat mencapai sembilan kilogram.
Selain itu BNN Provinsi Aceh, BNN RI, Bareskrim Polri, TNI AL, dan Polda Aceh juga berulang kali mengungkap upaya penyelundupan dan peredaran barang terlarang tersebut.
Jumlah penyelundupan sabu-sabu yang digagalkan sepanjang Januari 2023 oleh Polda Aceh lebih dari 20 kilogram, Mabes Polri ada 140 kilogram, TNI AL di Lhokseumawe mencari 45 kilogram, dan lainnya, kata Sukandar.
"Semua barang terlarang tersebut dipasok dari luar negeri, bukan dibuat di Aceh. Aceh hanya pintu masuk dan selanjutnya diedarkan di berbagai kota di Indonesia," kata Sukandar.
Oleh karena itu, Sukandar mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Selatan, untuk bersama-sama memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
"Korban penyalahgunaan narkoba tersebut tidak memandang status sosial maupun jenis kelamin. Narkoba ini memberi dampak negatif dan bisa mengancam keberlangsungan bangsa," kata Sukandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Provinsi Aceh, terutama wilayah pantai timur, kini menjadi pintu masuk peredaran gelap narkoba. Kenyataan ini dibuktikan banyak pengungkapan kasus narkoba dari luar negeri," kata Sukandar di Aceh Selatan, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Sukandar dalam pertemuannya dengan jajaran pejabat di Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Pertemuan tersebut dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan Cut Syazalisma.
Pertemuan tersebut juga dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Aceh Selatan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di kabupaten pesisir barat selatan Provinsi Aceh tersebut.
Sepanjang Januari 2023 saja, kata Sukandar, BNN Provinsi Aceh mengungkap peredaran narkoba jenis sabu-sabu dengan berat mencapai sembilan kilogram.
Selain itu BNN Provinsi Aceh, BNN RI, Bareskrim Polri, TNI AL, dan Polda Aceh juga berulang kali mengungkap upaya penyelundupan dan peredaran barang terlarang tersebut.
Jumlah penyelundupan sabu-sabu yang digagalkan sepanjang Januari 2023 oleh Polda Aceh lebih dari 20 kilogram, Mabes Polri ada 140 kilogram, TNI AL di Lhokseumawe mencari 45 kilogram, dan lainnya, kata Sukandar.
"Semua barang terlarang tersebut dipasok dari luar negeri, bukan dibuat di Aceh. Aceh hanya pintu masuk dan selanjutnya diedarkan di berbagai kota di Indonesia," kata Sukandar.
Oleh karena itu, Sukandar mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh, termasuk Kabupaten Aceh Selatan, untuk bersama-sama memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
"Korban penyalahgunaan narkoba tersebut tidak memandang status sosial maupun jenis kelamin. Narkoba ini memberi dampak negatif dan bisa mengancam keberlangsungan bangsa," kata Sukandar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023