Ketua DPRK Aceh Tamiang Suprianto menyebut selama ini perekonomian di kabupaten itu ditopang dari dua sektor yakni pertanian dan perikanan meski perkebunan perkebunan sawit masyarakat dan perusahaan yang cukup luas.

“Jadi kalau harga sawit turun tidak begitu berpengaruh terhadap masyarakat kita secara umum. Apalagi waktu pandemi COVID-19 pun tidak bisa ditarik ekonomi itu sektor pertanian dan perikanan,” kata Suprianto di Karang Baru, Sabtu.

Suprianto menyatakan laut Aceh Tamiang kaya akan hasil tangkapan nelayan. Disamping itu luas areal tambak ikan dan udang yang produktif semakin bertambah di pesisir daerah itu.

Salah satunya tambak udang intensif milik Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) Mina Jaya Tamiang di wilayah Desa Dagang Setia, Kecamatan Manyak Payed.

Tambak tradisional seluas 8 hektare ini dijadikan contoh program klaster budidaya udang vaname Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP RI) di bawah pengawasan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Banda Aceh.

 “Pokdakan itu sudah pernah panen dan berhasil. Tahun ini lanjut (tebar benur) lagi tinggal meneruskan saja SOP tambak intensif itu,” tutur Suprianto. Suprianto.

Sementara lanjut Suprianto pada sektor pertanian Aceh Tamiang memiliki lahan sawah yang cukup luas mencapai 6.000 hektare.

Meski status sawah tadah hujan namun di sejumlah wilayah ada yang bisa bercocok tanam padi tiga kali dalam setahun dengan produksi gabah rata-rata 5-7 ton/hektare.

"Masyarakat di sini bisa tanam padi setahun tiga kali meski tanpa jaringan irigasi. Pengairannya mengandalkan sumur pancang/bor dari bawah tanah dan musim hujan," sebutnya.

Artinya, Suprianto berpendapat sektor pertanian areal persawahan di Aceh Tamiang harus terus dikembangkan dengan memanfaatkan lahan rawa-rawa menjadi sawah produktif seperti program cetak sawah baru yang dinilai berhasil.

"Jangan sampai petani kita tergiur areal sawah menyusut akibat beralih fungsi jadi kebun kelapa sawit atau perumahan yang dibangun," pesan Suprianto.

Disinggung soal kinerja Pj Bupati Aceh Tamiang Meurah Budiman yang baru berumur dua bulan, wakil rakyat ini menilai kepala daerah baru tersebut cepat beradaptasi dengan kondisi saat ini.

“Ada beberapa kali kami (dewan) jalan beriringan dengan Pj Bupati langsung tampak trust (kepercayaan) dan harapan masyarakat tinggi melihat gaya kepemimpinan Pj Bupati Meurah Budiman ini,” ucap Suprianto.

Diutarakan, di awal perjalanan Meurah Budiman berhadapan dengan persoalan banjir.

Kemudian Pj Bupati berani mengambil kebijakan menutup tanggul sungai jebol sebagai solusi mengatasi banjir di wilayah hilir.

Tugas utama seorang Pj Bupati adalah menyukseskan hajatan demokrasi serentak 2024 termasuk Pilkada Aceh Tamiang.

Selain itu Pj Bupati juga menjalankan program-program nasional seperti upaya menurunkan angka stunting di daerah.

Beliau juga cekatan menjalankan pekerjaan-pekerjaan prioritas lainnya seperti menekan pokok pokok inflasi dengan meninju pasar dan menggelar pasar murah, membangun tanggul sementara dan menjemput bola untuk melanjutkan pembangunan Masjid Agung, ungkap Suprianto.

Pewarta: Dede Harison

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023