Petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengeluhkan hama burung pipit menyerang tanaman padi yang mulai menguning di areal persawahan.
"Hama burung kali ini benar-benar membuat kami kewalahan. Kita usir di sini, terbang ke sana. Dari sana di usir singgah di sini,”
kata Dedi, salah seorang petani di Kecamatan Blangpidie, Ahad.
Ia menjelaskan puluhan hektare tanaman padi di Blang Beuah, Gampong Kuta Bahagia, Kecamatan Blangpidie dan Bincah Pawoh Kecamatan Susoh sudah mulai menguning dan mereka khawatir hasil produksi saat panen akan turun akibat burung pipit.
“Serangan hama burung ini juga bisa menurunkan hasil panen jika para petani tidak serius mengawasinya," katanya.
Ia mengatakan upaya tradisional telah dilakukan para petani untuk mengusir gerombolan hama tersebut, namun usaha mereka lakukan belum membuahkan hasil.
"Berbagai pernak pernik dan orangan-orangan sudah kami buat di sudut-sudut petak sawah. Tapi tidak juga dihiraukan," kata Ramli, petani lainnya.
Bahkan lanjut Ramli, para petani timbul inisiatif untuk memasang jaring nilon atau sejenis paranet menutupi areal sawah untuk mengurangi serangan burung.
“Harga paranet itu cukup mahal dan juga memakan waktu lama untuk proses pemasangan di sawah” keluh petani itu
Kabid Pembibitan pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Abdya, Hendri mengatakan luas tanaman padi yang tengah menguning di wilayah itu ada sekitar 120 hektare
"Dari 120 hektar itu ada yang sedang panen. Mereka (petani) di sana lebih cepat panen padi karena menerapkan IP-300 secara swakelola, yaitu tiga kali panen dalam satu tahun, " katanya.
Menurutnya penerapan IP-300 di areal persawahan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2020 lalu, karena sawah di kawasan itu memiliki saluran irigasi teknis yang debit air-nya melimpah saat dibutuhkan petani.
"Kalau petani di Kecamatan lain sekarang tengah proses pengolahan lahan dan penyemaian benih untuk musim tanam rendengan. Berbeda kawasan Beuah dan Bincah disini lebih cepat,”
katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Hama burung kali ini benar-benar membuat kami kewalahan. Kita usir di sini, terbang ke sana. Dari sana di usir singgah di sini,”
kata Dedi, salah seorang petani di Kecamatan Blangpidie, Ahad.
Ia menjelaskan puluhan hektare tanaman padi di Blang Beuah, Gampong Kuta Bahagia, Kecamatan Blangpidie dan Bincah Pawoh Kecamatan Susoh sudah mulai menguning dan mereka khawatir hasil produksi saat panen akan turun akibat burung pipit.
“Serangan hama burung ini juga bisa menurunkan hasil panen jika para petani tidak serius mengawasinya," katanya.
Ia mengatakan upaya tradisional telah dilakukan para petani untuk mengusir gerombolan hama tersebut, namun usaha mereka lakukan belum membuahkan hasil.
"Berbagai pernak pernik dan orangan-orangan sudah kami buat di sudut-sudut petak sawah. Tapi tidak juga dihiraukan," kata Ramli, petani lainnya.
Bahkan lanjut Ramli, para petani timbul inisiatif untuk memasang jaring nilon atau sejenis paranet menutupi areal sawah untuk mengurangi serangan burung.
“Harga paranet itu cukup mahal dan juga memakan waktu lama untuk proses pemasangan di sawah” keluh petani itu
Kabid Pembibitan pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Abdya, Hendri mengatakan luas tanaman padi yang tengah menguning di wilayah itu ada sekitar 120 hektare
"Dari 120 hektar itu ada yang sedang panen. Mereka (petani) di sana lebih cepat panen padi karena menerapkan IP-300 secara swakelola, yaitu tiga kali panen dalam satu tahun, " katanya.
Menurutnya penerapan IP-300 di areal persawahan tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2020 lalu, karena sawah di kawasan itu memiliki saluran irigasi teknis yang debit air-nya melimpah saat dibutuhkan petani.
"Kalau petani di Kecamatan lain sekarang tengah proses pengolahan lahan dan penyemaian benih untuk musim tanam rendengan. Berbeda kawasan Beuah dan Bincah disini lebih cepat,”
katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023