Tapaktuan (ANTARA Aceh) - Calon Wakil Gubernur Aceh, H T Machsalmina Ali mengatakan laju pertumbuhan ekonomi rakyat Aceh sepuluh tahun ke depan diperkirakan akan mengalami kendala dan hambatan krusial, karena minimnya lapangan kerja baru.

"Perekonomian rakyat Aceh selama ini baru hidup ketika terlaksananya proyek pemerintah, jika tidak maka geliat pertumbuhan ekonomi terpantau sangat lesu," katanya pada Musda ke-10 DPD Partai Golkar Kabupaten Aceh Selatan di Tapaktuan, Senin.

Sementara dana otonomi khusus Aceh yang menyumbang pendapatan cukup besar hanya tinggal 12 tahun lagi. Dari 12 tahun itu hanya 7 tahun lagi besarannya sama dengan yang ada sekarang ini, setelah itu jumlah dana otsus untuk Aceh akan berkurang setengah dari sekarang, katanya.

Menurutnya, untuk mengatasi persoalan tersebut Pemerintah Aceh ke depannya harus memikirkan terciptanya pabrik industri yang mampu mengolah hasil sumber daya alam Aceh di daerah sendiri.

Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, keberadaan pabrik industri di dalam daerah diyakini tidak saja akan mampu memberikan konstribusi PAD yang maksimal juga mampu menyerap tenaga kerja lokal, tambah dia.

"Dengan demikian tingkat pengangguran masyarakat kita akan semakin berkurang, sebab dengan lapangan kerja yang ada selama ini hanya bertumpu pada sektor pertanian dan perkebunan sawit dinilai tidak cukup maksimal untuk membendung ancaman pengangguran besar-besaran nantinya disaat alokasi dana Otsus untuk Aceh sudah tidak ada lagi," tegasnya.

Mantan Bupati Aceh Selatan dua periode yang maju pada Pilkada tahun 2017 berpasangan dengan calon Gubernur H Tarmizi A Karim ini menyatakan, selain ancaman pengangguran besar-besaran, selama ini rakyat Aceh juga dihadapkan pada persoalan ketergantungan pasokan bahan pokok dan sayur-mayur dari Medan, Sumatera Utara.

Menurutnya, hampir semua kebutuhan bahan pokok rakyat Aceh seperti telur, wortel, cabai, kentang dan sayur mayur lainnya termasuk beras di pasok dari Provinsi Sumatera Utara.

Padahal, kata dia, dengan ketersediaan lahan pertanian yang membentang luas serta tanahnya yang sangat subur di Aceh, sangat cocok untuk dikembangkan menjadi sentra produksi pertanian dan sayur mayur.     
   
"Satu-satnyau solusi untuk merubah perekonomian rakyat Aceh ke depannya agar tidak perlu tergantung lagi dengan Sumatera Utara adalah harus ditingkatkan program pemberdayaan masyarakat khususnya para petani. Disamping itu kita juga harus membangun pabrik untuk menunjang pengembangan komoditas pertanian di daerah ini," paparnya.

Jika rakyat Aceh memberikan amanah kepada pihaknya untuk memimpin Aceh lima tahun ke depan, kata Machsalmina, salah satu program prioritas lainnya yang akan dilakukan adalah peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan kemudahan bagi masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya.

Ia sangat prihatin melihat kualitas pelayanan kesehatan terhadap rakyat Aceh selama ini. Pasalnya, RSU Zainal Abdin, Banda Aceh, yang notabenenya satu-satunya fasilitas kesehatan terbesar di Provinsi Aceh, masih terdapat para pasien yang ingin berobat dari daerah terpaksa harus tidur di lantai akibat minimnya ruang rawat inap.

"Untuk mengatasi ini, kami akan mewujudkan program pembangunan rumah sakit regional di pantai barat selatan, pantai timur dan tengah tenggara Aceh nantinya, sehingga masyarakat yang ingin berobat tidak harus lagi ke Banda Aceh dengan jarak tempuh yang cukup jauh," katanya.

Musda X Golkar Aceh Selatan yang dibuka Ketua DPD Partai Golkar Aceh TM Nurlif di Gedung Pertemuan Rumoh Agam Tapaktuan tersebut turut dihadiri Bupati Aceh Selatan HT Sama Indra, Ketua Golkar Aceh Selatan demisioner, T Mudasir serta ratusan kader Golkar daerah tersebut.

Dalam arahannya, TM Nurlif menekankan kepada seluruh pengurus dan kader Golkar Aceh Selatan agar merapatkan barisan bekerja maksimal memenangkan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang diusung dan didukung Golkar yakni, H Tarmizi A Karim dan HT Machsalmina Ali pada Pilkada serentak tahun 2017.

Pewarta: Hendrik

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2016