DPW Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Aceh meminta kepada pemerintah untuk memperhatikan nelayan yang saat ini sudah mulai menerima dampak ekonomi akibat dari perubahan iklim. 

"Kami minta pemerintah benar-benar memperhatikan nasib dan kondisi nelayan yang terdampak perubahan iklim, karena nelayan tradisional sangat terdampak," kata Ketua KNTI Aceh Azwar Anas, di Banda Aceh, Kamis. 

Selama ini, nelayan tradisional di Aceh sudah merasakan dampak dari perubahan iklim, di mana mereka sering tidak bisa melaut akibat cuaca ekstrem baik itu hujan deras hingga angin kencang yang dapat membuat gelombang tinggi.

Baca juga: Nelayan Bireuen temukan 15 Kg narkoba sabu di Selat Malaka, begini kronologinya

"Karena akibat perubahan iklim itu hasil tangkapan para nelayan tradisional berkurang," ujarnya.

Karena itu, Azwar berharap kepada pemerintah untuk memberikan program seperti bantuan, atau skema lain yang dapat meningkatkan ekonomi para nelayan.
 

Selain itu, Azwar juga menuturkan bahwa di Aceh saat ini banyak muara yang sudah mulai dangkal, kondisi tersebut sangat mempengaruhi nelayan yang ingin melaut. 

"Kalau dangkal maka nelayan tidak bisa berbuat apa-apa. Maka harus dilakukan normalisasi muara, apalagi jika dibuatkan jetty, InsyaAllah nelayan lebih mudah melaut," katanya. 

Tak hanya itu, lanjut Azwar, nelayan tradisional di Aceh juga sangat membutuhkan akses BBM subsidi. Salah satunya solusi adalah membangun SPBUN di daerah pusat nelayan tradisional. 

Azwar melihat, akses BBM subsidi kepada nelayan kecil biasanya terjadi permasalahan ketika menjelang akhir tahun sekitar September sampai Desember. Kalau awal tahun tidak terjadi persoalan artinya tercukupi. 

Baca juga: Pj Bupati Aceh Barat temui nelayan bahas pengendalian inflasi

"Karena itu pembangunan SPBUN merupakan salah satu solusi supaya nelayan Aceh tidak kewalahan mendapatkan BBM bersubsidi," katanya. 

Azwar menambahkan, saat ini memang sudah ada program dari pemerintah yaitu Solusi (Solar subsidi untuk koperasi nelayan), dan di Aceh hanya baru dibangun satu di kawasan Lhoknga Aceh Besar sebagai pilot project, dan itu dinilai belum tercukupi. 

"Maka kita berharap juga kepada pemerintah provinsi untuk dapat memfasilitasi nelayan membangun SPBUN di setiap kampung-kampung nelayan tradisional," demikian Azwar Anas.

Baca juga: Libatkan 100 nelayan, pawai marine junjung kekayaan bahari Sabang

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023